Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beriman Ditengah Tantangan

Beriman Ditengah Tantangan (Belajar Dari Nuh)

Tantangan kehidupan kekristenan kita hari ini bukan hanya persoalan kebutuhan kita sehari-hari. Bukan hanya soal ekonomi, kesehatan atau pekerjaan, namun lebih serius dari itu adalah soal kondisi dunia dan tatanan nilai dunia ini yang semakin rusak dan bisa mengikis iman percaya kita.

Hal ini memang sejalan dengan apa yang dikatakan Alkitab bahwa menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua akan datang masa yang sukar dimana dunia ini akan semakin rusak dan buruk. Salah satu tandanya adalah kehidupan manusia akan semakin jahat seperti pada waktu zaman Nuh sehingga Tuhan menghukum dengan air bah.

Oleh sebab itu, saat ini kita mau belajar dari Nuh. Bagaimana Nuh tetap bisa beriman ditengah tantangan zaman. Keluarga Nuh menjadi satu-satunya keluarga yang terluput dari air bah.

Mari kita baca Kitab Kejadian 6:9-22

6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

6:10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.

6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.

6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

6:13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.

6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.

6:16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.

6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.

6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.

6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.

6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.

6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."

6:22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Nuh hidup benar ditengah dunia yang rusak

Ayat 9-13 menggambarkan keadaan yang sangat kontras antara Nuh dan orang-orang sezamannya. Nuh hidup benar sedangkan semua orang menjalankan hidup yang rusak dan penuh kekerasan. Kehidupan manusia yang rusak ini sudah sangat parah sehingga bahkan Tuhan sendiri sang pencipta itu mengatakan bahwa bumi sudah rusak benar.

Kerusakan bumi yang dimaksud bukan secara fisik seperti akibat bencana alam atau perusakan alam, namun kerusakan yang dimaksud adalah kehidupan manusia yang rusak. Ayat 12 mengatakan bahwa semua manusia menjalankan hidup yang rusak dibumi.

Tantangan Kehidupan Nuh dan Bagaimana Respon Iman Nuh

1. Tantangan Untuk Tidak Mempedulikan Tuhan dan Memilih Berbuat Dosa

Dalam ayat 11 dikatakan bahwa bumi itu telah rusak dihadapan Allah. Kata dihadapan Allah menunjukan bahwa semua dosa dilakukan didepan wajah Tuhan. 

Dalam terjemahan bahasa Inggris “dihadapan Allah” ini diartikan before God yang jika diterjemahkan secara lepas bisa diartikan “in face of God” atau “didepan wajah Tuhan”.

Artinya mereka dengan sengaja melakukan dosa dan tidak peduli bahwa Tuhan sedang memandang dan memperhatikan kelakuan mereka. Mereka sudah tidak peduli apakah Tuhan sedang melihat mereka atau tidak, mereka memilih untuk berbuat dosa daripada hidup benar dihadapan Tuhan.

Hal ini gambarannya seperti seorang anak yang mabuk, berjudi atau memakai narkoba didepan orangtuanya tanpa mempedulikannya. Demikianlah kejahatan orang-orang zaman Nuh. Bukankah hal itu menunjukkan betapa rusaknya dunia. 

Bagaimana dengan kita? Sadarkah kita bahwa Tuhan sedang melihat dan memperhatikan hidup kita? Sadarkah kita bahwa saat kita melakukan kejahatan atau berbuat dosa, Tuhan sedang memandang kita dengan hati yang pilu?

Kejadian 6:5-6

5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 

BELAJAR DARI NUH

Respon iman Nuh adalah Sungguh-sungguh Menjalankan Ibadah

Ditengah dunia semacam itu Nuh tetap memilih hidup benar dihadapan Tuhan.

Disaat orang lain tidak mempedulikan Tuhan dan memilih untuk hidup dalam dosa, Nuh memilih jalan yang berbeda. Nuh memilih untuk hidup dalam takut akan Tuhan dan sedapat mungkin menjauhi dosa. 

Oleh karena itulah Nuh disebut sebagai orang benar dan tidak bercela (ayat 9). Bukan berarti Nuh adalah orang yang sempurna dan tanpa dosa.

Tentu tidak mudah hidup benar ditengah dunia yang rusak seperti itu. Nuh bisa saja tergoda untuk berbuat dosa. 

Kata tak bercela disini berarti hidup dalam kesalehan. Kata ‘saleh’ dalam KBBI berarti hidup taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah. Nuh menjaga hidupnya dengan berusaha untuk sunguh-sungguh menjalankan ibadah sehingga dia tidak mengikuti arus dunia dengan bebas melakukan kejahatan.

Hal ini terbukti ketika Nuh keluar dari bahtera, hal pertama yg dilakukan adalah beribadah kepada Tuhan 

Kejadian 8:20 (TB) Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

Ternyata kesungguhan kita dalam ibadah dapat melindungi kita agar tidak jatuh dalam kehidupan dosa. Oleh karena itulah Paulus mengingatkan Timotius agar melatih diri beribadah.

1 Timotius 4:7b-8

7b latihlah dirimu beribadah.

8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Kesungguhan dalam beribadah membuat kita dekat dengan Tuhan dan akan menolong kita menjauhi dosa dan kejahatan. Ibadah mengajarkan kita untuk takut akan Tuhan dan menghormati hadiratNya.

Kesadaran akan hadirat Tuhan akan membuat kita berpikir berulangkali untuk melakukan dosa dan kejahatan.

Warisan terbaik bagi keluarga kita, bagi anak cucu kita bukanlah harta kekayaan, tetapi iman kepada Tuhan. Ajarkan dan bimbing mereka untuk bisa memilih hidup benar dan tidak memunggungi Tuhan. 

2. Tantangan Standar Kehidupan Bahwa Kejahatan dan Dosa Adalah Hal Yang Wajar

Kerusakan lainnya yang terjadi pada kehidupan manusia zaman Nuh adalah bahwa kejahatan dan dosa menjadi sesuatu hal yang wajar dan normal. Mengapa demikian? Karena semua orang menjalankan hidup yang sama rusaknya. 

Kejadian 6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Ketika semua orang melakukan hal yang sama dalam hal ini dosa, maka perbuatan dosa itu bisa dianggap sebagai sebuah hal yang wajar atau normal bahkan bisa saja dipandang sebagai sebuah kebenaran. 

Hal ini tidaklah mengherankan sebab secara teori ada yang disebut sebagai teori kebenaran konsensus, yakni sebuah proses menganggap pernyataan atau perilaku sebagai kebenaran hanya karena orang-orang pada umumnya menyetujui atau melakukannya.

Misalkan saja merokok. Karena banyak orang menganggap merokok tidak berbahaya atau bukan perbuatan dosa, maka itu menjadi hal yang normal dan wajar. Karena bercerai sudah lazim dilakukan, maka itu dianggap sebagai hal yang normal dan wajar. Karena LGBT semakin merebak dan dilakukan oleh banyak orang, lama kelamaan itu menjadi sesuatu yang normal dan wajar.

Hal inilah yang terjadi pada zaman Nuh hidup dan bila kita lihat hal semacam ini pun terjadi dalam dunia sekarang ini. Dosa atau kejahatan tertentu menjadi sebuah hal yang normal dan wajar. 

BELAJAR DARI NUH

Nuh hidup ditengah-tengah dunia yang rusak dan bejad, tetapi ia tidak menjadi rusak dan bejad. Nuh tidak mengikuti arus dunia. Hal ini sejalan dengan peringatan Firman Tuhan dalam Roma 12:2a yang mengatakan “JANGANLAH KAMU MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA INI”. 

BAGAIMANA DENGAN KITA HARI INI??

Jika seluruh dunia berdusta apakah saudara juga berdusta?

Jika seluruh dunia bekerja mencari uang dengan tidak jujur, apakah saudara juga demikian?

Jika banyak orang merokok, judi, minum miunuman keras, memakai narkoba, apakah saudara juga?

Jika dunia ini menganut seks bebas apakah saudara juga?

Jika seluruh banyak orang mengabaikan ibadah apakah saudara juga?

Lihat keadaan dunia pada akhir zaman seperti apa kata Alkitab dalam 2 Timotius 3:1-5

2 Timotius 3:1-5

1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,

4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (Bukan tiru mereka/jauhi perbuatannya bukan orangnya)

Apakah saudara juga menjadi sama seperti apa yang dikatakan dalam nats tersebut? Atau saudara berani tampil beda seperti yang ditunjukan oleh Nuh?

Respon iman Nuh: Bergaul dengan Allah

Nuh memilih sikap yang berbeda dengan dunia sebab Nuh hidup bergaul dengan Allah (ayat 9). Bergaul dengan Allah memiliki arti berjalan bersama Allah. 

Nuh memilih jalan yang berbeda, dia tidak mau berjalan bersama dunia, namun dia berjalan bersama Allah. Dan jalan inilah yang membawa Nuh kepada keselamatan dari penghukuman Tuhan atas dunia. Maukah saudara hidup bergaul dengan Allah? 

Saat ini hidup bergaul dengan Allah dapat dilakukan dengan berdoa, membaca Firman, memuji Tuhan, beribadah dan hal-hal lainnya yang dapat membawa kita semakin dekat dengan Tuhan.

Keluarga harus menjadi tempat belajar standar kebenaran didalam Tuhan. Nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan harus terus digaungkan agar keluarga kita memiliki standar kebenaran yang tepat seperti kehendak Tuhan dan bukan standar kebenaran dunia 

3. Tantangan Untuk Menjalani Kehidupan Hanya Untuk Menuruti Hawa Nafsu

Kerusakan lainnya yang dilakukan oleh orang pada zaman Nuh adalah mereka hidup hanya untuk memuaskan hawa nafsu mereka sendiri. Dalam Matius 24:38 disebutkan bahwa kehidupan orang zaman Nuh hanya dipenuhi dengan makan dan minum serta kawin mengawinkan. Mereka sibuk memuaskan diri tanpa mempedulikan Allah.

Berbanding terbalik dengan mereka, Nuh justru menjalani kehidupan dengan melakukan pekerjaan yang Tuhan perintahkan, yakni membuat bahtera. (Ayat 14-22)

Nuh sibuk mempersiapkan diri untuk hari penghukuman Tuhan atas dunia. Nuh berfokus mengerjakan keselamatan yang Tuhan sediakan bagi hidup dan keluarganya.

Bagaimana dengan kita? Apa yang menjadi fokus hidup kita hari-hari ini? Memuaskan hawa nafsu kita atau mengerjakan keselamatan yang Tuhan sudah berikan?

Filipi 2:12 (TB) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 

Bahtera Nuh adalah lambang keselamatan yang Tuhan berikan. Memang tidak mudah untuk terus mengerjakan keselamatan. Seperti Nuh, bukanlah hal yang mudah untuk mengerjakan bahtera.

Kesulitan yang Nuh Hadapi:

#Tidak tahu kapan akan terjadi dan bagaimana terjadinya air bah. Jangankan air bah, hujan saja belum pernah mereka lihat

Kita juga tidak tahu kapan dan bagaimana Tuhan datang

#Hidup sebagai minoritas, mereka hanya satu keluarga yang beranggotakan 8 orang

Hidup kita hari ini juga sebagai orang yang minoritas 

#Diejek, dicemooh, dimusuhi dianggap aneh karena punya gaya hidup yang berbeda

Iman kita kerapkali dicemooh dan dianggap aneh

#menunggu untuk waktu yang lama, karena pembuatan bahtera memakan waktu sekitar 120 tahun (ada resiko untuk menjadi malas, capek, bosan dan tidak tekun atau bahkan takut akan ancaman orang banyak. Ingat bahwa Tuhan sendiri berkata bahwa bumi penuh dengan kekerasan)

Menunggu dalam kesetiaan itu tidak mudah

#mengumpulkan semua jenis hewan, dan mengumpulkan makanan untuk 1 tahun 10 hari

Masih harus bekerja untuk kebutuhan sehari-hari dan berbagi kepada yang lain

#melakukan pekerjaan yang berat membuat bahtera, seperti menebang pohon, memotong kayu dengan alat primitif tidaklah mudah, ukuran yang harus sesuai dsb

Bekerja keras untuk melakukan apa yang Tuhan mau

Namun toh Nuh tetap taat dan mengerjakan semuanya tepat seperti yang Tuhan mau. Hal ini menggambarkan Nuh melakukan kehendak Tuhan.

Kejadian 6:22 (TB) Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.  

Meskipun berat tetaplah lakukan kehendak Tuhan. Berfokuslah untuk mengerjakan apa yang Tuhan mau 

Apa yang Tuhan mau dan kehendaki? Memberitakan kebenaran dan kabar keselamatan

2 Petrus 3:9 (TB) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 

Sebenarnya yang dilakukan Nuh dengan membuat bahtera adalah memberitakan kebenaran dan kabar keselamatan. Maka itu Nuh juga disebut nabi yang memberitakan kebenaran 

2 Petrus 2:5 (TB) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; 

BELAJAR DARI NUH

Respon Iman Nuh: Melakukan Pekerjaan Tuhan

Agar hidup kita tidak kita gunakan hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita, maka lakukanlah atau libatkanlah dirimu dalam pekerjaan Tuhan, layanilah Tuhan!! Beritakan kebenaran melalui apa yang engkau kerjakan

Roma 6:11-14 (TB) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 

Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Belajar menemukan visi Tuhan dalam keluarga kita. Ajarkan bahwa hidup ini bukan hanya soal memuaskan keinginan dan hawa nafsu semata. Namun hidup ini adalah panggilan untuk memberitakan kebenaran dalam pekerjaan apa yang Tuhan percayakan dalam hidup ini.

Tantangan Sesungguhnya Bagi Keluarga Kristen Masa Kini 

Tantangan Iman yang Nuh hadapi serupa dengan yang kita hadapi hari-hari ini, yakni bagaimana kita bisa tetap hidup benar ditengah dunia yang rusak.

Gambar orang berjalan sendiri

Dunia yang tidak peduli akan Tuhan, dunia yang menganggap dosa adalah hal yang wajar dan dunia yang sedang larut dalam memuaskan hawa nafsu semata.

Ditengah dunia seperti inilah hari ini kita diingatkan untuk tetap beriman teguh kepada Tuhan dan membawa keluarga kita masuk dalam bahteranya Tuhan

Teruslah berjuang dalam pertolongan Tuhan yang setia dan berkuasa!! 

Pertolongan Tuhan ditengah Tantangan 

Melindungi Nuh dari kekerasan orang sezamannya

Membantu Nuh menyelesaikan bahtera

Membantu Nuh memasukan hewan

Memelihara Nuh selama dalam bahtera

Berdoalah demikian 

Mazmur 25:5 (TB) Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. 

Disaat banyak orang melupakan Tuhan dan asyik dalam dosa serta memuaskan hawa nafsu, mari kita tetap nyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dalam hidup kita. Tuhan disetiap ucapan dan perbuatan kita. Tuhan yang selalu kita sembah disetiap nafas hidup kita.

Amin

Posting Komentar untuk "Beriman Ditengah Tantangan "