Kacang Merah Alat Tukar Hak Kesulungan
Kacang merah Yakub dan Esau merupakan salah satu benda di Museum Yerushalayim yang cukup menarik perhatian. Kacang merah muncul di Alkitab dalam kisah tentang Esau yang menjual hak kesulungannya kepada Yakub demi kacang merah ini. Kacang merah ini menarik perhatian karena banyak pengunjung yang tidak menyangka bahwa kacang merah yang dimaksudkan oleh Alkitab bukanlah kacang merah yang dipahami oleh orang Indonesia pada umumnya.
Orang Indonesia umumnya mengenal kacang merah yang teksturnya besar dan warnanya merah gelap. Sedangkan kacang merah yang menjadi alat tukar hak kesulungan Esau kala itu adalah Lens Culinaris. Ini adalah kacang merah jenis lentil, berbeda dengan kacang merah yang biasa kita sebagai orang Indonesia pahami yang merupakan jenis bean.
Lens Culinaris mempunyai variasi dalam ukuran dan warna. Tetapi ukurannya tidaklah sebesar kacang merah jenis bean, begitu juga dengan warnanya. Lens Culinaris biasanya memiliki varian warna mulai dari kuning, jingga kemerahan, hijau, cokelat, dan hitam. Kacang ini mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh.
Kandungan di dalamnya berupa air, protein, serat, karbohidrat, gula, kalium, fosfor, magnesium, kalsium, selenium, tembaga, seng, zat besi, natrium, vitamin B1, B4, B3, B2, E, dan juga C. Kacang merah ini juga memiliki sejumlah manfaat yang baik bagi tubuh manusia.
Beberapa manfaat dari kacang merah ini adalah untuk menjaga kesehatan pencernaan, mencegah penyakit diabetes, menambah sel darah merah, sebagai anti oksidan, menjaga stamina tubuh, dan lain sebagainya.
Dalam Alkitab tindakan Esau menjual hak kesulungan merupakan sesuatu yang sangat disayangkan. Demi persoalan yang sepele dan sementara, yakni soal perut atau mungkin saja soal stamina tubuhnya yang sedang tidak tidak baik, Esau rela menjual hak kesulungannya.
Padahal hak kesulungan merupakan sesuatu yang sangat penting. Hak kesulungan tidak hanya berbicara tentang status atau posisi, tetapi lebih dari itu hak kesulungan berbicara juga mengenai berkat dan janji-janji Tuhan yang berlaku turun-temurun, bahkan sampai kepada kekekalan.
Kejadian 25:32 (TB) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
Sebenarnya Esau tentu mengetahui arti dari hak kesulungan, tetapi ia menganggap ringan hak kesulungannya. Ia tidak menganggap penting berkat-berkat dan janji-janji Tuhan. Akhirnya, Yakublah yang menerima berkat-berkat dan janji-janji Tuhan.
Kejadian 25:34 (TB) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Yakub menerima semuanya itu, bukan karena ia lebih baik dari Esau, namun karena Tuhan berkenan kepada orang yang sangat menghargai janji-janjiNya. Hal ini terbukti setelah Yakub menerima hak kesulungan. Kehidupan Yakub benar-benar mengalami berkat Tuhan.
Keadaan yang serupa juga terjadi pada banyak orang Kristen di zaman akhir ini. Sebagian orang Kristen tidak sabar menerima janji-janji Tuhan, sehingga rela menukarkan keselamatan demi mengejar kenikmatan duniawi yang fana. Bahkan mereka melakukan itu agar yang penting segera keluar dari kesulitan kesulitan hidup.
Padahal orientasi hidup kita sebagai anak Tuhan bukan hanya untuk hari ini dan di dunia ini saja. Hidup kita juga berbicara tentang kekekalan. Oleh karena itu, mari kita menghargai keselamatan yang kita terima secara cuma-cuma dari Tuhan dengan tidak menukarnya dengan apa pun juga.
Percayalah, cepat atau lambat berkat-berkat dan janji-janji Tuhan pasti akan terlaksana dalam hidup kita atau pada anak-cucu kita. Jangan pernah tukarkan keselamatan dan berkat kita hanya demi "kacang merah". Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati
Posting Komentar untuk "Kacang Merah Alat Tukar Hak Kesulungan"