Pribadi Di Atas Rata-rata
Kehidupan sebagai manusia itu tidak pernah lepas dari penilaian orang lain. Sedikit saja kita melakukan suatu kesalahan, beribu hujatan bisa datang menghampiri kita. Apalagi sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus alias sebagai orang Kristen.
Kekeliruan kita akan berdampak cibiran, makian bahkan hinaan. Kebaikan kita pun seketika lenyap tanpa pernah diingat. Kerapkali kita mendengar kalimat "katanya orang Kristen, kok hidupnya begitu?"
Sebenarnya hal semacam itu merupakan hal yang wajar dialami orang Kristen. Bahkan Firman Tuhan telah mengingatkan kita, bahwa kota yang diatas gunung itu tidak akan tersembunyi. Pelita tidak mungkin diletakkan di bawah gantang.
Standar Kehidupan Orang Percaya
Matius 5:14-15 (TB) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Inilah standar kehidupan orang percaya yang sesungguhnya. Kita dituntut untuk bisa menjadi terang, menjadi berkat bagi orang lain. Untuk itu, kita harus menjadi orang yang berbeda. Pribadi yang diatas rata-rata.
Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, kehidupan kekristenan kita akan selalu menjadi sorotan bagi banyak orang. Bahkan jika kita membaca Firman Tuhan, sesungguhnya Hidup kekristenan kita tidak hanya dinilai oleh manusia, tetapi juga dinilai oleh Tuhan.
Tuhan berfirman dalam kitab Wahyu bahwa hidup kita itu dinilai oleh Tuhan. Apakah hidup kita itu dingin atau panas? Dalam kitab Daniel, Tuhan menilai kehidupan seseorang, apakah berbobot atau terlalu ringan?
Bagaimana dengan kehidupan kita? Berbobotkah kehidupan kita ??
Menjadi Pribadi Yang Berbobot
Daniel 5:25-27 (TB) Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekél: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan;
Dalam ayat tersebut Tuhan menegur raja Belzasar melalui tulisan di dinding istana raja.
Daniel 5:5 (TB) Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu.
Bagaimana bisa seorang raja tetapi bobotnya terlalu ringan?
Kisah tersebut mengingatkan kita bahwa yang menjadi tolok ukur Tuhan menilai kehidupan seseorang bukanlah jabatan, bukan juga kekayaan melainkan bagaimana sikap hatinya terhadap Tuhan.
Belzasar didapati terlalu ringan oleh Tuhan karena ia tidak menghormati Tuhan, tidak Takut akan Tuhan, tidak merasa bertanggung jawab kepada Tuhan. Belzasar secara sembrono memakai perkakas bait suci untuk kepentingan pribadinya.
Daniel 5:2-3 (TB) Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu;
Sehebat apapun orang didalam pandangan manusia, jika dia tidak menghormati Tuhan dan meremehkan Tuhan, maka dia adalah orang yang remeh dihadapan Tuhan. Orang yang demikian adalah orang yang bobot hidupnya terlalu ringan dihadapan Tuhan.
Jadi dalam segala bidang kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, dalam pelayanan maupun dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, hiduplah dalam takut akan Tuhan, dalam penghormatan kepada Tuhan.
Dalam pekerjaanmu engkau bukan hanya bertanggung jawab kepada bos atau karyawanmu, tetapi juga kepada Tuhan. Dalam pelayananmu engkau tidak hanya bertanggung jawab kepada pimpinanmu di Gereja atau jemaat tetapi juga kepada Tuhan. Demikian juga dalam keluarga dan masyarakat, dalam segala perbuatanmu engkau bertanggungjawab kepada Tuhan Allahmu.
Belzasar tidak hidup dalam takut akan Tuhan dan tidak menghormati Tuhan, maka hidupnya dibawah standar Tuhan, hidupnya didapati terlalu ringan. Berbeda dengan Daniel yang dikatakan memiliki roh yang luar biasa.
Daniel 5:11-12 (TB) sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum, karena pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan ia akan memberitahukan maknanya!"
Daniel menjadi pribadi yang diatas rata-rata, karena Daniel membawa kehidupannya dalam takut akan Tuhan. Daniel tidak takut menyampaikan kebenaran kepada raja, karena dia lebih takut dan lebih menghormati Tuhan daripada manusia, sekalipun itu adalah seorang raja.
Bagaiman dengan kehidupan kita?
Seringkali kita lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan. Kita lebih peduli penilaian orang lain terhadap kita dan tidak peduli akan penilaian Tuhan terhadap kita. Kita lebih suka menyenangkan hati manusia daripada menyenangkan hati Tuhan.
Jangan sampai Tuhan mendapati kehidupan kita seperti raja Belzasar yang bobot hidupnya terlalu ringan. Tetapi jadilah seperti Daniel yang meskipun secara status hanya orang buangan pada waktu itu, namun dihadapan Tuhan Daniel adalah pribadi di atas rata-rata karena Daniel hidup dalam takut dan hormat akan Tuhan. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Pribadi Di Atas Rata-rata "