Hana: Doaku Kekuatanku
Hana adalah seorang perempuan yang terkenal dengan doanya memohonkan anak. Kita tahu cerita tentang Hana yang memikul beban berat dan kepedihan hati karena ia tidak memiliki anak. Tahun demi tahun Hana pergi ke rumah Tuhan untuk berdoa.
Namun Penina yang adalah madunya selalu menyakiti hatinya supaya Hana menjadi gusar karena Tuhan telah menutup kandungannya. Di tengah tekanan dan beban yang begitu berat itu, Hana memilih untuk tidak tinggal diam menerima nasib sebagai perempuan mandul. Sebaliknya Hana terus berseru di hadapan Tahan sampai keadaannya berubah dan Tuhan menjawab doanya.
1 Samuel 1:12-13 (TB) Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
Tetap Berdoa Kepada Tuhan
Sekalipun Hana tidak tahu pasti kapan Tuhan akan menjawab doanya, tetapi ia tetap setia berdoa, ia terus melangkahkan kakinya ke rumah Tuhan sampai ia mencapai saat di mana ia melangkahkan kakinya ke Bait Suci dengan membawa seorang anak kecil dalam pelukannya. Anak yang kelak menjadi nabi dan pemimpin besar bangsanya yaitu Nabi Samuel.
Dari kisah Hana kita melihat bahwa semakin besar dan beratnya tekanan hidup yang menimpanya, semakin bersungguh-sungguh ia mencurahkan isi hatinya dalam doa kepada Tuhan. Semakin kuat tekanan hidup yang menghimpitnya, semakin dalam ia masuk hadirat Tuhan.
Demikianlah seharusnya kita dapat belajar mengerti sebuah kebenaran dasar iman kekristenan. Di saat badai hidup datang menerpa, seharusnya kita tidak hanya sibuk meminta bantuan doa sana-sini dari para hamba Tuhan ataupun saudara seiman. Kita sendiri harus tahu bagaimana membangun mezbah doa bagi Tuhan dari serpihan-serpihan hati yang hancur. Sebab Tuhan tidak pernah memandang hina hati yang hancur.
Mazmur 51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bukan tidak boleh meminta bantuan doa kepada para hamba Tuhan atau saudara seiman, namun kita juga perlu menyadari bahwa mereka juga terbatas. Para hamba Tuhan dan rekan seiman hanya mampu menopang dalam doa, karena mereka sendiri juga mempunyai pergumulan secara pribadi. Seperti imam Eli yang hanya mampu berkata, "Allah akan memberikan kepadamu apa yang kau minta daripadaNya." Karena hanya Tuhanlah Pembela kehidupan kita.
Kita sendiri harus siap berada di garis depan medan pertempuran dan mengerahkan seluruh kekuatan yang tersisa untuk mencari wajah Tuhan. Kita perlu mengambil seluruh perlengkapan senjata Tuhan untuk memenangkan kehidupan ini. Janji kemenangan memang telah Tuhan berikan kepada setiap orang percaya, namun setiap orang percaya harus tahu dan mengerti bagaimana menjadi seorang pemenang.
Fokuskan Hidup Kepada Tuhan Bukan Persoalan
Dengan demikian, kita harus belajar dari Hana yang memfokuskan dan membawa setiap beban dan sakit hatinya ke dalam hadirat Tuhan. Dia tidak terfokus pada pelakunya, Penina, namun ia hanya berfokus pada Tuhan. Inilah yang menjadi kunci kemenangan kita saat melewati setiap pergumulan dalam kehidupan ini.
Kita tidak perlu peduli kepada mereka yang membuat kita menangis, yang membuat kita menderita dan yang selalu mencibirkan bibirnya menghina kita, tetapi berfokuslah kepada Dia yang mampu mengubah setiap ratapan menjadi tarian, setiap dukacita menjadi sukacita. Dialah Tuhan kita yang besar dan ajaib. Tetaplah berdoa, sebab doa adalah kekuatan kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Hana: Doaku Kekuatanku"