Lepaskan Semua Ikatan Dan Nikmatilah Gantinya
Alkitab mencatat kisah dimana ada seorang berlari mendapatkan Yesus kemudian bertanya kepada Yesus, bagaimana cara untuk dapat memperoleh kehidupan yang kekal. Yesus menjawab bahwa untuk memperoleh kehidupan kekal seseorang harus melakukan segala perintah Allah, seperti jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri serta perintah Allah yang lainnya. Kemudian orang tersebut menjawab bahwa dia telah melakukan semuanya bahkan sejak dari mudanya.
Markus 10:17-20 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Bila mendengar jawaban orang tersebut, tentu kita akan berkata bahwa orang tersebut dapat dikatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Namun ternyata ada satu hal yang masih kurang dalam kehidupannya, yaitu hatinya masih terikat pada harta. Oleh karena itulah, Yesus mengatakannya kepada orang tersebut.
Sikap Hati Yang Salah Terhadap Kekayaan Dapat Menghambat dan Mengikat
Markus 10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Yesus menaruh kasih kepada orang tersebut. Bukan tanpa alasan Yesus menaruh kasih kepada orang tersebut, Yesus tahu bahwa harta kekayaan seringkali menjadi penghambat bagi seseorang untuk masuk dalam Kerajaan Surga dan memperoleh hidup yang kekal. Hal ini juga dinyatakan Yesus dalam kisah tersebut sampai dua kali, yakni di ayat 23 dan ayat 25.
Markus 10:23-25 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Ketika mendengar ayat diatas sebagian dari kita mungkin berkata, “untung saya bukan orang kaya”. Sebenarnya yang menjadi persoalan bukanlah kekayaannya, melainkan sikap hati seseorang terhadap kekayaan itu sendiri yang menjadi persoalan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa ambisi untuk menjadi kaya sampai mencintai uang adalah akar dari segala kejahatan. Hal inilah yang perlu kita waspadai.
1 Timotius 6:9-10 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Oleh sebab itulah, bila tidak waspada dan berhati-hati uang atau kekayaan akan akan menjadi jerat, kita dapat lebih mencintai uang dari pada mencintai Tuhan. Lalu apakah kita tidak boleh menjadi kaya atau berusaha menjadi kaya? Tentu bukan itu maksud Tuhan. Sebab beberapa orang sekalipun kaya tetapi tidak terjerat dalam kekayaannya. Ia tetap hidup mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.
Pola Pikir Yang Harus Ditanamkan Agar Tidak Terikat Pada Harta Kekayaan
Dalam Alkitab kita dapat melihat contohnya melalui kehidupan Abraham. Sekalipun harta kekayaannya berlimpah, namun kekayaan tidak membelenggu kehidupan Abraham untuk beriman kepada Tuhan dan mengasihi tuhan sepenuh hati. Hal ini terlihat ketika Abraham tercatat setia memberikan korban persembahan kepada Tuhan bahkan ketika Tuhan meminta anaknya yang bernama Ishak, Abraham dengan rela memberikannya.
Demikian kita dapat melihat sebuah prinsip yang dapat membuat kita dapat lepas dari jeratan. Prinsip sederhana setiap kali kita menerima berkat adalah dengan bertekad siap untuk melepaskannya. Pola pikir seperti inilah yang harus ditanamkan. Tanpa pola pikir seperti itu, kita akan mudah terikat ketika berkat semakin meningkat. Pada akhirnya kita tidak siap untuk mengikut Tuhan seperti seorang kaya yang bertanya kepada Yesus itu.
Prinsip dan pola pikir siap melepaskan dan tidak mau terikat kepada sesuatu hal selain Tuhan itu benar-benar ditunjukkan oleh Abraham. Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa Abraham bahkan rela mengorbankan Ishak, anak perjanjian yang sudah sekian lama dinantikan. Namun Abraham pun siap dan rela “melepaskannya”. Abraham tidak terikat dengan hal itu. Hasilnya Tuhan memberkati Abraham dengan berlimpah.
Tidak ada orang atau barang atau sesuatu apapun yang boleh mengikat kita lebih daripada kita terikat kepada Tuhan. semua ikatan yang bukan dengan Tuhan harus rela kita lepaskan. Bahkan sekalipun itu adalah orangtua atau anak kita, tetap prinsipnya kita harus siap melepaskannya untuk Tuhan.
Matius 10:37 “Barangsiapa mangasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku, dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”
Ayat diatas tidaklah dimaksudkan agar kita membenci orangtua atau anak kita, tetapi kita diingatkan untuk tidak terikat kepada sesuatu selain daripada Tuhan. Kerelaan melepaskan ikatan yang bukan dari Tuhan adalah hal yang penting namun terkadang sulit untuk dilakukan. Kesulitan melepaskan ikatan seperti ini bisa digambarkan seperti sulitnya orangtua untuk melepaskan anaknya agar bisa hidup mandiri dan semakin bertumbuh dewasa. Melepaskan ikatan itu perlu dan harus dilatih setiap hari.
Satu hal yang perlu diingat bahwa pada saat kita melepaskan sesuatu demi mengikut Tuhan, pada saat yang sama, kita akan mendapatkan kembali seratus kali lipat dibandingkan dengan apa yang telah kita lepaskan.
Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan meminta kita melepaskan sesuatu tanpa menggantinya dengan yang lebih baik. Hal ini terbukti dalam kehidupan Abraham dan juga saya yakin akan terbukti dalam hidup kita semua yang mau belajar melepaskan segala sesuatu demi mengikut Tuhan. Oleh karena itu, belajarlah melepaskan semua ikatan dan nikmatilah gantinya yang pasti jauh lebih baik. Aminn..
Posting Komentar untuk " Lepaskan Semua Ikatan Dan Nikmatilah Gantinya"