Ambisi Yang Salah
Ambisi merupakan suatu hal yang bersifat netral, artinya baik atau tidaknya suatu ambisi tergantung dari orang yang menggunakannya. Ambisi bisa menjadi baik bila itu digunakan dengan motivasi yang benar, namun akan menjadi salah dan bahkan jahat apabila ambisi itu didasari oleh motivasi yang salah dan jahat.
Ambisi seperti suatu semangat atau tekad yang kuat untuk meraih suatu hal yang diinginkan. Ambisi yang tidak terkontrol bisa menjadi sebuah nafsu yang jahat. Oleh karena itu ada yang mengatakan ambisi itu boleh saja asal jangan ambisius. Artinya ambisi perlu dikontrol dengan motivasi dan cara yang benar.
Didalam Alkitab dikisahkan bahwa para murid pernah terjebak dalam sebuah ambisi yang salah dan bahkan tidak Kudus sama sekali. Hal itu terjadi ketika mereka bertengkar mengenai siapa yang paling besar diantara mereka. Mereka mempertengkarkan sesuatu yang dilandasi dengan motivasi yang salah.
Para murid masing-masing memiliki ambisi untuk menjadi yang terbesar dan terbaik. Mereka tidak lagi memikirkan bagaimana ajaran Yesus dapat berkembang, bagaimana Kerajaan Allah dapat diperluas, namun yang ada dalam diri mereka hanya ingin menjadi yang paling dihormati. Mereka sudah terjebak pada keegoisan mereka sendiri.
Lukas 9:46 (TB) Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Tidak heran bila Tuhan Yesus menegur mereka ketika mengetahui pertengkaran para murid tersebut. Yesus tahu bahwa ambisi yang salah dapat menimbulkan pertengkaran dan perpecahan diantara para murid. Yesus menegur para murid dengan memberikan sebuah penggambaran melalui seorang anak kecil.
Hal Yang Mendasari Sebuah Ambisi Akan Membuat Perbedaan Dalam Cara Meraihnya
Lukas 9:47-48 (TB) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,
dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
Tuhan Yesus tidak menegur para murid secara langsung, tetapi dengan cara memberikan sebuah gambaran dengan mengambil seorang anak kecil. Yesus mengatakan bahwa siapa yang terkecil dialah yang terbesar. Sebuah perkataan yang membuat para murid tentunya berpikir mengenai maksud perkataan tersebut.
Sebenarnya Yesus hanya ingin mengatakan bahwa menjadi terbesar dalam pandangan Kerajaan Allah bukanlah soal siapa yang terhebat, terkuat atau paling berprestasi. Yang terbesar dalam sistem Kerajaan Allah justru adalah mereka yang mau menghargai orang lain sekalipun mereka lebih kecil dan lebih lemah.
Oleh karena itulah Yesus mengatakan bahwa siapa yang menyambut anak kecil karena kasih kepada Yesus, dia juga sebenarnya sedang menyambut Bapa. Sebuah prinsip yang tentu bertentangan dengan apa yang sedang para murid pertengkarkan.
Ambisi yang salah hanya akan membuat seseorang atau beberapa orang saling menjatuhkan dan merasa lebih hebat bahkan paling hebat diantara yang lainnya. Sedangkan kasih kepada sesama yang terwujud dengan menghargai orang lain bahkan mereka yang paling kecil dan paling lemah sekalipun, itulah yang seharusnya menjadi dasar ambisi kita untuk meraih sesuatu.
Ambisi yang didasarkan kepada kasih akan Tuhan dan kasih akan sesama membuat ambisi itu menempuh jalan yang sangat berbeda dengan ambisi yang didasarkan kepada keegoisan dan hawa nafsu pribadi. Oleh karena itu, kita perlu selalu mawas diri dan mengkoreksi diri, apakah ambisi kita ada pada jalur yang benar atau tidak.
Ketika kita memiliki ambisi untuk meraih suatu hal, pastikan kita mendasarinya dengan motivasi yang benar, yaitu atas dasar kasih bukan atas dasar nafsu dan keegoisan yang menyesatkan. Apabila motivasi kita benar, maka percayalah bahwa apa yang kita harapkan akan menjadi indah baik dihadapan Tuhan maupun dihadapan manusia. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Ambisi Yang Salah"