Pengharapan Orang Benar
Apa itu pengharapan? Kita tahu bahwa pengharapan merupakan salah satu hal penting dan menjadi dasar utama dalam kehidupan kekristenan. Alkitab mencatat ada tiga hal paling mendasar dalam Kekristenan, yaitu IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH (1 Korintus 13:13).
Namun jika kita lihat, pengharapan ini juga merupakan hal yang umum dimiliki oleh seorang manusia. Mereka yang tidak mengenal Tuhan pun memiliki pengharapan dalam kehidupan. Pengharapan merupakan kata yang umum dan dipahami oleh semua orang. Bahkan bisa dikatakan pengharapan itu nampak seperti sebuah kebutuhan manusia sehubungan dengan masa depannya.
Setiap orang pasti memiliki pengharapan yang baik untuk masa depan mereka. Dalam KBBI sendiri pengharapan diartikan sebagai suatu keinginan agar sesuatu terjadi atau keinginan agar dapat menerima sesuatu.
Lalu apa bedanya pengharapan secara umum dengan pengharapan yang dimaksud oleh Alkitab dimana menjadi dasar penting kehidupan Kekristenan yang sejajar dengan iman dan kasih?
Mari kita bandingkan dua ayat Alkitab dalam kitab Amsal berikut ini untuk mengerti perbedaan pengertian pengharapan secara umum dengan pengharapan yang dimaksud dalam Alkitab.
Amsal 11:7 Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia.
Amsal 23:18 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Kedua ayat tersebut berbicara tentang pengharapan, namun memiliki perbedaan dimana Amsal 11:7 berbicara tentang pengharapan orang yang tidak mengenal Tuhan sedangkan Amsal 23:18 berbicara mengenai pengharapan dari orang yang percaya.
Pengahrapan orang fasik dikatakan akan gagal pada saat dia mati, sehingga harapannya menjadi sia-sia. Sedangkan pengharapan orang benar dikatakan menjamin adanya masa depan dan tidak akan hilang. Mengapa pengharapan orang fasik dikatakan akan gagal pada saat dia mati sedangkan pengharapan orang percaya dikatakan tidak akan hilang?
Pengharapan Orang Benar Tertuju Kepada Kekekalan
Apa yang diharapkan oleh orang fasik itu hanyalah sebatas hal-hal fana yang akan ditinggalkan ketika seseorang mati. Seperti kekayaan, kesuksesan dalam pekerjaan, serta berbagai kesenangan dan kenyamanan selama hidup didunia ini. Hal-hal yang bersifat sementara seperti itu bukanlah pengharapan sejati, sebab semua hanya sementara.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa pengharapan orang fasik akan gagal pada hari kematiannya dan kemudian menjadi sia-sia. Bahkan jika pengharapan-pengharapan semacam itu tercapai sekalipun, tetaplah dikatakan kesia-siaan. Sebab semua pencapaian itu akan berhenti dan ditinggalkan selamanya.
Matius 16:26 (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Berbeda halnya dengan orang percaya yang menaruh harapan tidak hanya pada hal-hal yang bersifat fana selama di dunia ini, tetapi juga kepada hal-hal kekal setelah kematian. Kehidupan kekal, kehidupan bersama Tuhan yang penuh dengan sukacita inilah yang menjadi pengharapan utama bagi orang percaya.
Jika sebagai orang percaya kita hanya berharap mengenai hal-hal yang bersifat fana, maka Firman Tuhan sendiri mengatakan kita adalah orang yang paling malang. Sebab kita punya pengharapan yang jauh lebih mulia dan lebih kekal namun justru hanya berharap mengenai hal-hal yang sementara.
1 Korintus 15:19 (TB) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Bagaimana dengan hidup saudara? Pengharapan seperti apa yang ada dalam hidup saudara? Adakah pengharapan saudara tertuju kepada hal-hal kekal atau hanya sebatas mengenai hal-hal yang bersifat sementara?
Hal ini bukanlah berarti kita tidak boleh berharap untuk menjadi kaya dan sukses dalam dunia ini, namun jangan fokuskan pengharapan kita hanya kepada hal-hal itu, sebab hal-hal seperti itu hanya bersifat sementara saja. Janganlah seperti orang yang malang yang memiliki pengharapan sampai kepada kekekalan, namun hanya berharap untuk hal yang fana semata.
Dasar Pengharapan Orang Benar
Dasar pengharapan orang fasik itu adalah keinginan mereka sendiri yang terkadang bahkan bersifat seperti angan-angan belaka. Tentu hal ini tidak akan kuat untuk menjadi dasar bagi sebuah pengharapan. Biasanya juga akan nampak keragu-raguan dalam berharap seperti “semoga” atau “mudah-mudahan”. Mereka juga sering mendasarkan pengharapan mereka kepada sesuatu yang terlihat secara kasat mata.
Berbeda dengan orang percaya yang mendasarkan perngharapannya itu dalam iman kepada Kristus Yesus yang telah bangkit dan menang atas maut. Ibrani 11:1 mengatakan bahwa iman adalah dasar dari pengharapan orang percaya. Iman kepada siapa? Iman kepada Kristus Yesus seperti yang tercatat dalam 1 Timotius 1:1.
Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
1 Timotius 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,
Inilah yang membuat perbedaan diantara pengharapan orang fasik dan pengharapan orang percaya. Tentu pengharapan yang berdasar kepada keinginan diri sendiri dan angan-angan belaka akan gagal dan hilang begitu saja ketika orang tersebut mati.
Namun pengharapan yang didasarkan dalam iman kepada Kristus yang sudah bangkit diantara orang mati dan terbukti dari kubur yang kosong itu tidak akan hilang. Sebab kematian sudah dikalahkan, kematian bukan akhir segalanya sebab ada kebangkitan dari antara orang mati.
Pengharapan orang percaya terhadap kehidupan sesudah kematian, terhadap kekekalan dan hidup bersama Tuhan tentu harus didasarkan kepada sebuah fakta iman mengenai adanya kebangkitan dari antara orang mati. Sehingga kita dapat percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian.
Percayakah saudara kepada kebangkitan Kristus? Adakah kebangkitan Kristus itu menjadi dasar pengharapan saudara akan kehidupan yang kekal?
Jika kita menjadikan kebangkitan Kristus dasar pengharapan kita, maka segala pengharapan kita yang lainnya pun akan dibangun di atas iman kita kepada Tuhan Yesus yang telah bangkit dan hidup. Pengharapan kita bukan hanya berdasarkan keinginan dan angan-angan, bukan hanya untuk memuaskan diri sendiri, namun untuk memuaskan Tuhan yang sudah berkorban bagi kita.
Posting Komentar untuk "Pengharapan Orang Benar"