Ciri Orang Yang Tidak Mengenal Allah
Alkitab mengingatkan kita untuk tidak hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Peringatan itu tertulis dalam Efesus 4:17. Lalu apa saja ciri orang yang tidak mengenal Allah seperti yang dimaksudkan dalam ayat tersebut? Kali ini kita akan membahas dan belajar bersama mengenai hal tersebut.
Efesus 4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
Peringatan untuk tidak hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah merupakan sebuah hal yang disampaikan dengan penegasan. Artinya hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar. Bukan sesuatu yang dapat dikompromikan. Bisa dikatakan sesuatu yang wajib kita perhatikan dan kita kerjakan.
Dalam ayat-ayat selanjutnya dituiskan bagaimana kita dapat mengoreksi kehidupan kita. Adakah ciri-ciri hidup orang yang tidak mengenal Allah itu ada dalam kehidupan kita. Dari situlah kita mengevaluasi kehidupan kita agar dapat hidup seperti yang Tuhan mau.
Pikiran Yang Sia-sia dan Pengertian Yang Gelap
Hal pertama yang disampaikan dalam bagian Firman Tuhan Efesus 4:17-18 berbicara mengenai pikiran dan pengertian orang yang tidak mengenal Allah. Diesbutkan disana bahwa pikiran orang yang tidak mengenal Allah itu sia-sia dan pengertiannya gelap.
Efesus 4:17-18a Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap,
Pikiran merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Pikiran inilah yang akan menggerakkan perilaku hidup seseorang. Apabila pikiran seseorang dipengaruhi dan dikuasai oleh sesuatu yang sia-sia, maka segala perilaku dan tindakan seseorang pun akan menjadi sebuah tindakan yang sia-sia. Pikiran adalah medan pertempuran.
Dalam Roma 1:21 dikatakan bahwa pikiran yang sia-sia itu adalah pikiran yang tidak memuliakan Allah dan tidak mau mengucap syukur kepada Allah. Orang-orang ini hanya memikirkan kesenangan mereka sendiri tanpa peduli apa yang Tuhan kehendaki. Mereka mengaku percaya Allah, namun mereka tidak mengakui Allah dalam tindakan mereka. Berbuat seenaknya sendiri seolah-olah tidak ada Allah.
Roma 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Jadi pikiran yang sia-sia adalah ketika kita memikirkan sesuatu hal yang tidak memuliakan Allah. Segala sesuatu yang tidak memuliakan Allah adalah sesuatu yang sia-sia. Bahkan dalam pelayanan sekalipun, apabila pikiran kita hanya untuk kesombongan dan mencari pujian bagi diri sendiri, maka pelayanan kitapun menjadi sia-sia.
Pikiran yang sia-sia ini juga akan berdampak kepada pengertian yang gelap. Pikiran yang gelap ini membuat seseorang melakukan sesuatu yang seolah-olah penuh hikmat, namun sebenarnya merupakan sebuah kebodohan belaka. Seperti contoh yang disebutkan tadi mengenai pelayanan yang dilakukan dengan pikiran sia-sia. Mereka yang melakukannya menganggap diri mereka melayani Tuhan, tetapi sesungguhnya tidak.
Pengertian mereka gelap, tertutup oleh pikiran yang sia-sia. Apa yang seseorang pikirkan akan menjadi sebuah pengertian dalam diri seseorang itu. Sehingga ketika pikiran seseorang sia-sia, maka pengertian mereka pun akan menjadi gelap. Mereka tidak lagi dapat mengerti mana yang benar dan mana yang tidak.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga pikiran kita agar tidak dikuasai oleh hal-hal yang sia-sia. Bukankah Firman Tuhan juga mengingatkan kita untuk menjaga pikiran kita. Bahkan mengingatkan kita agar mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan benar seperti yang dinyatakan dalam Filipi 4:8.
Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Jauh Dari Persekutuan Dengan Allah
Apabila pikiran seseorang telah dikuasai oleh sesuatu yang sia-sia dan pengertiaannya menjadi gelap, maka orang tersebut akan menjadi jauh dari Tuhan dan kehilangan persekutuan dengan Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan bukanlah berbicara sekedar beribadah, namun berbicara mengenai hati yang terpaut dengan Tuhan.
Bisa saja seseorang itu beribadah kepada Tuhan bahkan melayani Tuhan, namun tanpa persekutuan yang sejati dengan Tuhan. Semuanya dikerjakan hanya sebatas rutinitas belaka. Hal semacam ini justru lebih menyedihkan daripada seseorang yang secara terang-terangan meninggalkan Tuhan.
Sebab orang-orang yang sepertinya beribadah kepada Tuhan namun hidupnya tanpa persekutuan dengan Tuhan ini akan sulit untuk dipulihkan. Dari luar mereka terlihat baik-baik saja sehingga akan sulit bagi orang lain untuk mengingatkan dan membawanya kembali dalam persekutuan yang benar dengan Allah.
Sebaliknya seseorang yang secara terang-terangan meninggalkan Tuhan akan lebih terlihat dan kemungkinan akan ada beberapa orang yang mengingatkan mereka. Sehingga ketika mereka diingatkan dan menyadari kesalahannya mereka dapat kembali kepada Tuhan untuk kemudian dipulihkan.
Inilah bahayanya jika seseorang yang percaya kepada Tuhan, namun hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah dengan salah satu cirinya adalah tidak memiliki atau menjauhi persekutuan yang benar dengan Allah. Oleh sebab itulah, Firman Tuhan benar-benar menegaskan agar orang percaya jangan hidup sema seperti orang yang tidak mengenal Allah.
Efesus 4:18 jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
Penyebab seorang jauh dari hidup persekutuan dengan Allah adalah karena kebodohan dan kedegilan hati seseorang. Kebodohan yang dimaksudkan bukanlah kebodohan secara intelektual, namun lebih kepada kebodohan hati. Kebodohan hati berbicara mengenai keengganan seseorang untuk menerima hikmat dan pengajaran akibatnya hati mereka menjadi degil.
Hati yang degil adalah hati yang tidak mau diajar dan tidak mau diperingatkan. Mereka menganggap dirinya sudah benar sehingga sulit sekali menerima nasihat. Hal ini akan bertentangan dengan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. sebab dalam persekutuan dengan Tuhan akan selalu ada pengajaran dan nasihat dari Tuhan untuk menuntun jalan kehidupan kita. Sedangkan kebodohan dan kedegilan hati seseorang menolak semua itu.
Bagaimana hidup persekutuan kita dengan Tuhan? Adakah sebuah persekutuan yang benar dan hidup? Atau sebuah persekutuan yang semu dimana sebenarnya hidup kita jauh dari Tuhan? Maukah kita hidup dalam pengajaran dan nasihat dari Tuhan?
Perasaan Yang Tumpul
Ciri ketiga dari seorang yang hidup tidak mengenal Allah adalah perasaan yang tumpul. Perasaan yang tumpul berbicara mengenai perasaan yang tidak peka lagi terhadap kebenaran. Sebuah perasaan yang tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Jikalau perasaan seseorang telah tumpul, maka orang tersebut akan sulit untuk peka akan peringatan Tuhan ketika dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Ketika seseorang melakukan kejahatan atau ketidakbenaran, biasanya akan ada semacam perasaan yang tidak nyaman dan tidak enak. Seperti sebuah alaram yang mengingatkan bahwa tindakannya salah.
Tetapi pada seseorang yang telah tumpul perasaannya, ia tidak lagi merasakan hal tersebut. Dapat dikatakan alaramnya telah rusak dan tidak berfungsi lagi. Akibatnya seseorang akan dengan mudah menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan segala bentuk kejahatan serta kecemaran.
Efesus 4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Sungguh berbahaya sekali bila perasaan seseorang telah menjadi tumpul. Mereka akan melakukan bukan hanya satu kejahatan, namun berbagai macam kejahatan. Bahkan dalam ayat tersebut diatas, orang-orang yang telah tumpul perasaannya akan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Itulah ciri orang yang tidak menganl Allah.
Karena itulah Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan penuh ketegasan mengingatkan agar kita sebagai seorang yang percaya dan mengenal Allah tidak lagi hidup seperti mereka yang tidak mengenal Allah. Bagaimana dengan kita? Adakah ciri-ciri hidup orang yang tidak mengenal Allah itu ada dalam diri kita? Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Ciri Orang Yang Tidak Mengenal Allah"