Bahaya Dari Sifat Iri Dan Dengki
Kehidupan masa kini dipenuhi dengan keterbukaan ruang publik. Apalagi media sosial membuat banyak orang bisa berbagi apapun didalamnya. Mulai dari aktivitas keseharian hingga harta benda dan berbagai pencapaian pun tak luput untuk diposting di media sosial. Bahkan ada juga yang tak segan mengungkapkan emosi disana, baik itu kemarahan, kekecewaan, sindiran bahkan makian. Dunia sudah semakin terbuka, ruang privasi sudah semakin langka.
Media Sosial Membuat Orang Rentan Iri dan Dengki
Berbagai dampak dari keterbukaan itu pun bermunculan. Ada dampak positif tapi tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkan. Dari segi positif, ada banyak informasi yang bermanfaat dan membantu banyak orang dalam menemukan solusi dari persoalan yang dihadapi. Ada pula yang dapat menjadikan orang lain termotivasi dan semangat. Namun tentu ada pula dampak negatifnya.
Sudah sering kita mendengar ada korban perampokan atau pencurian bermula dari posting kekayaan di media sosial. Ada pula kasus pembunuhan yang terjadi akibat tersinggung oleh postingan seseorang di media sosial. Oleh sebab itu, kita perlu bijak dalam memposting sesuatu serta bijak menanggapi postingan orang lain.
Salah satu dampak negatif lain yang sering kita jumpai adalah munculnya rasa iri dan dengki. Hal ini terjadi terhadap postingan seseorang yang mungkin kerapkali dinilai hanya sekedar pamer, entah itu kekayaan ataupun karirnya dan sebagainya. Sifat iri dan dengki dalam dunia sekarang ini menjadi sesuatu yang jamak kita jumpai. Dari situlah muncul kata nyinyir, sindir menyindir hingga hujatan dan makian.
Iri dan dengki ini memang sifat yang sangat merusak. Kurangnya kedewasaan dan sikap bijak dalam menanggapi postingan seseorang dapat menimbulkan sikap iri dan dengki.
Alkitab sendiri memberi kita peringatan mengenai sikap iri atau dengki ini. Dalam kitab Amsal disebutkan bahwa kedengkian itu akan membusukkan tulang seseorang.
Amsal 14:30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Artinya, iri hati dan kedengkian membuat seseorang justru capek sendiri. Iri hati membuat sesorang lesu dan kehabisan energi hanya untuk mengurusi orang lain sampai lupa mengurus diri sendiri. Iri hati membuat seseorang terpuruk dan tidak dapat tegak menghadapi kehidupan. Hatinya diliputi kegelisahan dan tidak ada ketenangan.
Kita dapat belajar dari kehidupan seseorang yang tercatat dalam Alkitab, dimana dia memilih hidup dalam iri dan dengki seumur hidupnya, sehingga hidupnya terpuruk dan hancur. Seseorang itu bernama Saul. Sebuah nama yang tentu tidak asing bagi kita orang percaya.
Iri dan Dengki Membuka Celah Bagi Kejahatan
Saul hidup dalam iri dan dengki terhadap Daud. Hal ini tercatat dalam kitab 1 Samuel. Dimana diceritakan Saul sangat iri dan dengki kepada Daud.
1 Samuel 18:9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Kata sejak saat itu berarti sebelum saat itu sebenarnya Saul tidak ada kedengkian terhadap Daud. Saul justru adalah pribadi yang terkesan dan kagum terhadap Daud pada mulanya. Saul terkesan terhadap keberanian dan keberhasilan Daud menghadapi Goliat. Oleh karena itulah, Saul mengangkat Daud menjadi kepala prajurit untuk membantunya menghadapi musuh-musuh Israel.
Kedengkian Saul mulai muncul ketika rakyat mulai memuji Daud “melebihi” Saul. Iri hati terhadap sanjungan yang diterima Daud inilah yang membuat Saul pada akhirnya mendengki dan memusuhi Daud. Saul kuatir kalau tahtanya akan diambil oleh Daud. Sejak saat itulah hatinya dikuasai oleh kejahatan.
Sebuah respon yang salah terhadap keberhasilan orang lain akan membuat seseorang iri hati dan kemudian dengki. Dari sinilah kita belajar untuk dewasa dan bijak dalam menanggapi keberhasilan atau kesuksesan orang lain. Baik yang kita lihat secara langsung, maupun yang kita lihat dalam media sosial seperti yang kerap terjadi hari-hari ini.
Dari kisah Saul kita juga belajar, bahwa iri hati dan kedengkian yang tidak diatasi dengan benar akan membuat kehidupan seseorang menjadi jahat. Iri hati dan dengki merupakan sebuah celah dimana kejahatan itu masuk dalam hati dan pikiran kita, kemudian mengendalikan hidup kita.
Hal ini dialam oleh Saul. Kegagalan Saul mengatasi rasa iri dan dengki ini membuat dia nekat berbuat kejahatan terhadap Daud. Beberapa kali dan dengan berbagai cara Saul mencoba membunuh Daud. Baik secara langsung maupun dengan tipu muslihat. Seperti yang dilakukan Saul dengan meminta Daud menjadi kepala pasukan seribu dan ditempatkan di garis depan pertempuran.
Tujuannya jelas yaitu ingin membinasakan Daud. Namun ternyata Daud selalu berhasil menang oleh karena penyertaan Tuhan. Saul bukannya sadar bahwa Daud adalah orang yang telah diurapi Tuhan, namun sebaliknya mata hatinya tertutup oleh iri dan dengki sehingga terus memusuhi Daud hingga akhir hidupnya.
1 Samuel 18:29 Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.
Mungkin kita tidak sampai membunuh atau berusaha membunuh seseorang karena iri dan dengki. Tetapi bisa saja kita ngomongin orang tersebut dibelakang, menjelek-jelekan atau melakukan hal-hal jahat lainnya karena kita dan dengki terhadap seseorang. Bahkan jika kita hanya memendamnya dalam hati dan memandang seseorang dengan hati yang dengki, maka itu adalah suatu kejahatan dihadapan Tuhan.
Iri dan Dengki Menghancurkan Hidup Seseorang
Iri hati dan kedengkian membuat hati seseorang penuh dengan kejahatan dan pada akhirnya justru membuat hidupnya terpuruk dan hancur. Ketika seseorang memelihara iri hati dan dengki, maka sebenarnya tanpa sadar dia sedang menghancurkan hidupnya sendiri.
Kita dapat melihat betapa terpuruk dan hancurnya hidup Saul karena rasa iri dan dengki terhadap Daud. Saul selalu hidup dalam kegelisahan tanpa ada ketenangan. Hidupnya dikuasai oleh roh jahat dan pada akhirnya Saul mati dengan cara yang mengenaskan. Saul mati bunuh diri.
1 Tawarikh 10:4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.
Kehidupan Saul menjadi contoh bagi kita, sebuah perenungan dan peringatan agar kita menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki terhadap orang lain. Jangan menjadi iri dan dengki terhadap keberhasilan orang lain. Jangan menjadi fokus dengan apa yang orang lain miliki sampai kita lupa bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita.
Sesungguhnya Saul tidak perlu iri dan dengki terhadap Daud. Sebab seberapa tinggipun rakyat menyanjung Daud kala itu, Saul tetaplah raja mereka sedang Daud adalah bawahannya. Namun karena iri dan dengki itulah yang membuat Saul kehilangan segalanya.
Sekali lagi ingatlah bahwa iri hati dan dengki hanya akan membuka celah bagi kejahatan masuk dan menguasai hidup kita yang pada akhirnya menghancurkan hidup kita. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Bahaya Dari Sifat Iri Dan Dengki"