Hidup Adalah Panggung Sandiwara
Ada sebuah lagu yang mengatakan bahwa dunia ini adalah panggung sandiwara. Artinya hidup manusia diumpakan seperti sebuah drama dimana setiap orang berperan menjadi sebuah tokoh dalam drama tersebut. Tentu hal tersebut tidaklah seratus persen benar dalam iman Kristen.
Hidup ini memang sebuah lakon yang dijalani oleh orang-orang yang ada didalamnya, tetapi ini tentu bukan berarti Tuhan menentukan semua kehidupan manusia sehingga manusia hanya sekedar menjalankan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. ingat bahwa manusia itu punya kehendak bebas.
Namun dari syair lagu tersebut kita juga dapat belajar, bahwa bila kehidupan di dunia ini merupakan sebuah sandiwara atau drama, maka tentu ada sutradara yang membuat sebuah skenario dan mengatur kehidupan manusia agar dramanya atau filmnya menjadi baik dan menarik serta sesuai dengan kehendak sang sutradara.
Dalam iman Kristen pun kita percaya bahwa hidup kita sebagai orang percaya tidak ada sesuatu yang kebetulan. Artinya hidup kita sudah ada yang mengatur agar dapat berjalan sesuai kehendak Tuhan. Hal ini tidaklah berarti Tuhan memaksakan rencana-Nya bagi hidup kita. Inilah bedanya, kita percaya bahwa Tuhan adalah Sutradara Kehidupan, namun kita juga perlu mengerti bahwa Tuhan tidak pernah memaksa kita menjalankan skenarionya.
Disinilah pentingnya sebuah kepekaan dan ketaatan kita sebagai manusia. Jika kita ingin hidup kita berjalan sesuai dengan rencana atau skenario Tuhan maka kita perlu kepekaan untuk memahami rencana tersebut dan taat melakukannya. Kita percaya bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan yang baik dan penuh damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan.
Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Alkitab berkata bahwa rancangan Tuhan itu selalu memberikan hari depan yang penuh harapan. Dengan kata lain apabila kita mau mengikuti rencana Tuhan, maka dapat dipastikan masa depan kita akan penuh dengan harapan. Lalu apakah ini berarti bahwa kehidupan kita tidak akan menemui kesukaran, permasalahan ataupun kesedihan?
Tentu saja tidak! Hidup didunia ini tidak akan lepas dari persoalan dan masalah. Yesus sendiri ketika hidup dalam dunia menjadi manusia tidak bebas dari persoalan dan pergumulan, justru sebaliknya Yesus mengalami berbagai persoalan. Bahkan sampai difitnah menjadi pemberontak dan penghujat Allah hingga harus disalibkan.
Lalu kita bertanya, kalau begitu bagaimana kita dapat mengatakan bahwa rancangan Tuhan itu penuh damai sejahtera? Justru sebaliknya, penuh persoalan dan pergumulan.
Manusia memang terbatas dan tidak dapat memahami secara utuh rencana Tuhan dalam hidupnya. Tetapi kita patut percaya bahwa rencanaNya selalu membawa kebaikan bagi hidup kita. Mengikuti rancangan Tuhan memang terkadang terlihat berat, tetapi percayalah bahwa pada akhirnya kita akan melihat kemenangan dan kemuliaan.
Bukankah kita juga dapat melihat hal ini pada kehidupan Yesus? Bagi sebagian orang Salib adalah kekalahan, tetapi bagi Allah itu adalah kemenangan. Ketaatan Yesus hingga mati dikayu salib membuat Yesus mendapat kemuliaan dan namaNya menjadi nama diatas segala nama.
Filipi 2:8-11 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Rancangan Tuhan akan selalu membawa kita kepada kemenangan dan kemuliaan pada akhirnya. Dalam istilah sebuah drama, maka bila kita mengikuti rancangan Tuhan dalam ketaatan maka hidup kita akan happy ending. Akhirnya akan menjadi sesuatu yang penuh harapan dan kebahagiaan.
Persoalannya adalah ada banyak orang gagal dan tidak tahan sampai kepada akhirnya. Mereka menyerah kalah ditengah perjalanan, bahkan ada pula yang menyerah kalah padahal sebentar lagi mereka akan menemukan kemenangan dan kebahagiaan.
Lalu mengapa kita harus mengalami kesulitan, persoalan dan segala macam pergumulan? Mengapa Tuhan tidak singkirkan semua itu dan membuat hidup kita tanpa masalah?
Untuk menjawab hal itu kita dapat menggunakan analogi hidup sebagai sebuah sandiwara atau drama. Sebuah drama yang tidak ada adegan kesulitan dan tanpa masalah alias semua baik-baik saja tentu tidak akan menarik untuk dilihat dan bahkan dijalani oleh para pemerannya.
Namun tentu tujuan Tuhan membiarkan kita melewati masalah bukan hanya sekedar seperti sebuah drama agar menarik jalam ceritanya. Hidup tentu tidak sebercanda itu bukan? Ada hal yang lebih mendasar mengapa Tuhan membiarkan pergumulan itu ada dalam hidup kita.
Hal paling utama adalah agar manusia memahami bahwa dalam hidup ini sekalipun kita punya kehendak bebas, namun kita juga memerlukan Tuhan sebagai sumber kekuatan bahkan sumber kehidupan kita. Agar kita memiliki iman kepada Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan.
Dari sinilah Tuhan melatih kita agar selalu memiliki koneksi dengan Tuhan. Inilah yang Tuhan inginkan sebuah relasi yang karib dengan Tuhan sang Sutradara Kehidupan. Seorang aktor yang baik tentu akan memiliki relasi yang baik pula dengan sutradara agar dapat menjalankan peran dengan baik.
Persoalan dan pergumulan akan membawa kehidupan kita semakin dekat dengan Tuhan bila kita meresponnya dengan benar. Sebaliknya itu akan membawa hidup menjauh dari Tuhan bila kita salah meresponnya. Bayangkan bagaimana jadinya seorang aktor yang tidak patuh terhadap sutradara, tentu sutradara berhak mengganti aktor tersebut dengan orang lain yang mau menjalankan arahannya bukan?
Oleh sebab itu, jadilah seorang pemeran kehidupan yang memiliki relasi baik dengan sutradara kehidupan dan belajarlah untuk mematuhi arahannya sehingga hidupmu akan selalu indah pada waktuNya. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Hidup Adalah Panggung Sandiwara"