Tiga Sikap Dalam Merespon Firman Tuhan
Pada suatu kesempatan Yesus mengajar murid-muridNya di rumah ibadat di Kapernaum. Pada waktu itu Yesus berbicara dan menyatakan bahwa Dia adalah roti hidup. Namun ternyata pernyataan itu mendapatkan respon yang beragam dari para murid yang mendengarkan. Hal ini seperti yang tercatat dalam Injil Yohanes 6:60-71. Setidaknya ada 3 sikap berbeda dalam menanggapi perkataan Yesus tersebut.
Melalui respon murid-murid Yesus pada waktu itu, kita akan belajar mengenai sikap dalam menanggapi Firman Tuhan yang disampaikan. Kita tahu bahwa ketika beberapa orang bersama mendengar Firman Tuhan, entah itu digereja atau dalam kesempatan yang lain, akan selalu ada perbedaan sikap dalam menanggapi Firman Tuhan yang disampaikan. Melalui kisah yang tercatat dalam Yohanes 6:60-71 kita akan belajar beberapa sikap tersebut.
1. Kecewa dan Meninggalkan Tuhan
Dalam Yohanes 6:60 mengatakan bahwa sebagian murid yang mendengar perkataan itu kecewa. Mereka menganggap bahwa perkataan Yesus itu adalah perkataan yang keras. Mereka tidak dapat menerima perkataan itu dalam hati dan hidup mereka. Kemudian meninggalkan Tuhan Yesus.
Yohanes 6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Yohanes 6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Mereka kecewa karena apa yang dikatakan Yesus tidak sesuai dengan kebenaran yang selama ini mereka pegang. Sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran yang selama ini mereka tahu. Mereka tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Mesias yang datang dari Allah yang digambarkan Yesus sebagai roti hidup.
Demikian juga bagi orang Kristen masa kini. Sebagian orang sudah memiliki kebenaran diri sendiri yang telah dipegang dalam waktu yang lama. Padahal hal itu bertentangan dengan kebenaran Firman. Ketika mendengar Firman yang bertentangan dengan kebenaran diri sendiri ini, maka biasanya orang tersebut akan menolak Firman dan tetap berpegang pada kebenarannya sendiri.
Misalkan saja “kebenaran diri sendiri” mengenai bohong putih. Sebagian orang menganggap bahwa berbohong demi kebaikan adalah tidak apa-apa. Hal ini sudah tertanam dalam hati orang yang memegang “kebenaran” ini. Suatu ketika, Firman Tuhan disampaikan bahwa bohong tetaplah bohong.
Apapun tujuannya, sekalipun untuk kebaikan bohong adalah dosa. Bahkan orang yang suka bohong telah menjadi kan iblis bapanya. Sebab iblis adalah bapa segala dusta. Namun bila seseorang telah menganggap bahwa bohong putih adalah benar, maka dia akan sulit menerima kebenaran bahwa bohong apapun tujuannya adalah dosa. Kemudian bisa jadi dia akan menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita memiliki kebenaran diri sendiri yang bertentangan dengan Firman? Maukah kita dikoreksi oleh Firman Tuhan dan tidak bersandar kepada pengertian kita sendiri? Milikilah hati dan pikiran yang terbuka ketika mendengar Firman. Milikilah kerendahan hati untuk mau diubahkan.
2. Percaya dan Mengakui Kebenaran Firman
Respon percaya dan mengakui kebenaran Firman Tuhan ini dilakukan oleh Petrus. Setelah banyak diantara murid yang kecewa dan mengundurkan diri, Yesus bertanya kepada kedua belas murid Yesus. Simon Petrus menjawab mewakili murid yang lain dan berkata bahwa mereka percaya kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus merupakan Yang Kudus dari Allah.
Yohanes 6:67-69 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Kepercayaan Petrus bukanlah kepercayaan yang muncul begitu saja. Kepercayaan itu dibangun diatas dasar persekutuan dengan Tuhan. Petrus merupakan bagian dari kedua belas murid utama Yesus, dimana mereka senantiasa bersama. Mereka memiliki komunikasi dan persekutuan yang baik dengan Yesus.
Ketika mereka tidak mengerti akan beberapa penngajaran Yesus, mereka akan bertanya kepada Yesus. Dalam beberapa kesempatan Yesus juga mengajar mereka secara khusus mengenai kebenaran Firman Tuhan. Hal ini membuat iman percaya mereka berumbuh. Sehingga ketika ada Firman yang disampaikan mereka akan lebih mudah percaya daripada orang lain.
Demikian juga kehidupan kita. Persekutuan dan kedekatan kita dengan Tuhan akan menentukan bagaimana sikap kita terhadap Firman yang disampaikan kepada kita. Orang yang mengenal dan memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan akan lebih dapat percaya dan menerima Firman Tuhan sebagai kebenaran.
Untuk itu marilah kita bangun persekutuan kita dengan Tuhan. Hiduplah dekat dengan Tuhan, sehingga ketika kita mendengar Firman, kita akan percaya dan memegang Firman itu sebagai kebenaran. Dengan demikian hidup kita akan semakin kuat, sebab kita membangun hidup berdasarkan kebenaran Firman bukan berdasarkan kebenaran diri sendiri.
3. Sikap Seolah Percaya Padahal Tidak
Sikap yang sedikit unik ini dilakukan oleh Yudas Iskariot, murid Tuhan yang dikemudian hari mengkhianati Yesus. Yudas yang pada waktu itu juga berada disana, dia seolah diam dan menyetujui jawaban Petrus. Namun Tuhan Yesus mengetahui sampai kedalam hati seseorang. Yesus tahu bahwa ada satu orang diantara kedua belas murid yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias sang roti hidup. Dia adalah Yudas.
Yohanes 6:70-71 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu
Yesus tahu bahwa Yudas sebenarnya belum percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Oleh karena itulah, Yesus menanggapi jawaban Petrus dengan sebuah pernyataan yang mengejutkan bahwa akan ada satu dari antara kedua belas murid yang mengkhianatiNya kemudian hari.
Maksud Yesus menyatakan hal tersebut bukanlah untuk menyudutkan Yudas ataupun menimbulkan perselisihan diantara kedua belas murid. Yesus justru melakukan hal tersebut karena Yesus mengasihi Yudas. Yesus mengingatkan Yudas agar tidak dikuasai iblis.
Tidak ada seorangpun yang dapat mengelabui Tuhan. Sekalipun kita pura-pura percaya, Tuhan tahu bahwa sebenarnya orang tersebut tidak percaya akan Firman. Jangan sampai kita menjadi bagian orang seperti ini. Ketika mendengar Firman Tuhan yang keras menegur, kita pura-pura percaya, namun tidak ada pertobatan. Tidak ada perubahan yang kita lakukan sebagai respon dari Firman Tuhan.
Orang-orang semacam ini bisa saja tetap pergi beribadah, tetap beragama Kristen, bahkan mungkin tetap melayani, namun dalam hatinya tidak percaya dan tidak mau menerima ajaran Firman Tuhan. Berhati-hatilah dengan sikap semacam ini, karena bila tidak segera bertobat dapat membinasakan hidup kita. Hal ini seperti dialami Yudas yang akhirnya mati gantung diri.
Mari lembutkan hati kita, sehingga ketika Firman Tuhan menegur dan mengajar kita percaya dan mau berubah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Bangun hubungan yang dekat dengan Tuhan, bukan hanya terlihat dekat namun sebenarnya jauh, melainkan benar-benar dekat dan mengenal Tuhan Yesus secara pribadi.
Dengan demikian kita akan memiliki sikap yang benar terhadap Firman yang disampaikan kepada kita. Ingatlah bahwa respon kita akan menentukan masa depan kita. Selamat merenungkan renungan Kristen hari ini, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Tiga Sikap Dalam Merespon Firman Tuhan"