Pertobatan Bukan Sekedar Penyesalan
Menjelang peringatan hari Jumat Agung tahun ini, mari kita merenungkan tentang pertobatan kita sebagai manusia yang berdosa. Kematian Tuhan Yesus diatas kayu salib adalah untuk keselamatan manusia, dimana setiap orang yang mau bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamat akan beroleh kehidupan kekal. Lalu apakah sebenarnya makna dari pertobatan itu sendiri?
Pertobatan manusia memang diawali dari penyesalannya akan dosa, namun tidak berhenti pada penyesalan saja. Sebab penyesalan tidaklah sama dengan pertobatan. Pertobatan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar sebuah penyesalan. Orang bisa saja menyesal atas dosa dan kesalahannya, namun tidak sungguh-sungguh bertobat.
Alkitab mencatat dan menceritakan bahwa setidaknya ada dua orang yang mengalami penyesalan seputar peristiwa penangkapan dan penyaliban Yesus. Mereka adalah Yudas dan juga Petrus. Keduanya adalah murid dari Tuhan Yesus. Yudas menyesal karena telah menjual Yesus, sedangkan Petrus menyesal karena sudah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.
Namun hasil dari penyesalan mereka berdua berbeda. Yudas merespon penyesalannya dengan melemparkan uang hasil menjual Yesus ke Bait Suci kemudian bunuh diri. Sementara Petrus merespon penyesalannya dengan menangis dan kemudian kembali untuk menjadi murid Yesus.
Matius 26:75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Matius 27:5 Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri
Dari sini kita belajar bahwa pertobatan tidaklah sama dengan penyesalan. Pertobatan bukanlah sekedar penyesalan. Sekalipun pertobatan selalu diawali dengan penyesalan, yaitu penyesalan akan dosa, namun penyesalan tersebut barulah langkah awal dari pertobatan. Penyesalan bila tidak direspon dengan benar justru akan membawa kehidupan kita pada kehancuran.
PENYESALAN YANG SALAH
Penyesalan Yudas merupakan penyesalan yang direspon dengan cara yang salah. Yudas menyesal telah menjual Yesus, tetapi penyesalan itu tidak membawanya kepada pertobatan, justru sebaliknya membawanya kepada kebinasaan. Yudas merespon penyesalannya dengan menyalahkan diri sendiri dan menghukum diri sendiri.
Yudas tidak mau mengampuni dirinya sendiri dan meminta ampun kepada Tuhan Yesus. Ketidakmampuan Yudas dalam mengelola dan merespon penyesalannya inilah yang membawanya kepada kebinasaan.
PENYESALAN YANG BENAR
Penyesalan Petrus merupakan penyesalan yang direspon dengan benar. Memang tidak ditulis secara jelas apa yang dilakukan Petrus setelah menyesali perbuatannya menyangkal Yesus. Alkitab hanya menulis dia menangis. Namun kisah selanjutnya dari Petrus membuat kita mengerti bahwa penyesalannya direspon dengan sebuah pertobatan.
Pertobatan dalam bahasa Yunani adalah Metanoia yang berarti perubahan pikiran dan arah hidup. Petrus menyesal telah menyangkal Yesus, sehingga dia berbalik arah dan kembali kepada Yesus. Dia berani kembali kepada komunitas murid Yesus dan dengan demikian dia mengakui bahwa dia adalah murid Yesus, sesuatu yang disangkalnya sebanyak tiga kali.
Dari penyesalan Yudas dan Petrus kita belajar bahwa penyesalan tidaklah sama dengan pertobatan. Pertobatan memang diawali dengan penyesalan, namun penyesalan tersebut akan berbuah menjadi pertobatan bila direspon dengan benar.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita merespon setiap penyesalan kita dengan benar, yakni dengan membawa hidup kita datang kepada Tuhan dan menjauhi kesalahan yang pernah kita lakukan? Jangan menjadi orang yang salah dalam merespon penyesalan, tetapi responlah dengan benar.
Tidak seorangpun luput dari kesalahan. Bahkan mungkin pernah melakukan kesalahan yang fatal. Kesalahan itu membawa kita kepada penyesalan yang mendalam. Tetapi ingaylah bahwa anugerah Tuhan masih tersedia bagi kita. Belajarlah mengampuni diri sendiri dan meminta maaf kepada orang yang telah kita kecewakan serta datanglah kepada Tuhan untuk meminta pengampunan.
Percayalah bahwa penyesalan yang direspon dengan benar akan membawa kita kepada pertobatan. Dengan demikian hidup kita akan menjadi lebih baik dan lebih indah. Sebab Respon kita menentukan masa depan kita. Amin.. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Pertobatan Bukan Sekedar Penyesalan"