Padang Rumput Hijau dan Lembah Kekelaman
Padang rumput hijau sering dilambangkan sebagai sebuah keadaan hidup yang baik. Seperti domba yang berada di padang rumput hijau pasti akan merasa senang. Padang rumput hijau melambangkan keadaan dimana segala kebutuhan tercukupi dengan baik. Keadaan hidup yang segar, indah dan nyaman.
Sebaliknya lembah kekelaman merupakan perlambang kehidupan yang gelap, berliku dan penuh kesukaran. Keadaan dimana persoalan sepertinya datang tak kunjung henti. Keadaan dimana kita tidak bisa melihat jalan kehidupan dengan jelas dan bingung kemana harus melangkah. Sebab dalam lembah kekelaman setiap jalan berisi bahaya yang mengancam kehidupan.
Hal mengenai Padang rumput hijau dan lembah kekelaman pernah ditulis raja Daud dalam sebuah Mazmur. Bahkan bisa dikatakan ini merupakan mazmur Daud yang paling terkenal, yaitu dalam Mazmur 23.
Mazmur 23:1-6 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Bila kita bisa memilih, tentu kita akan memilih berada di padang rumput yang hijau daripada harus berada dalam lembah yang kelam. Namun sayangnya kita tidak bisa memilih dimana kita berada. Sebab selama kita ada di dunia ini, maka kita akan selalu mengalami berada di padang rumput yang hijau maupun dalam lembah kekelaman. Dua hal tersebut akan kita alami secara silih berganti.
Demikian yang disadari oleh Daud sehingga dia menuliskan dalam mazmur 23. Daud menyadari bahwa keadaan hidup dalam padang rumput hijau atau dalam lembah kekelaman merupakan sebuah keniscayaan hidup. Artinya hal tersebut merupakan hal yang umum dan wajar dialami manusia selama ada di dunia. Terkadang kita berada di padang rumput, namun terkadang kita juga berada di lembah kekelaman.
Jika kita sedang berada dalam keadaan padang rumput yang hijau, janganlah sombong dan melupakan Tuhan. Sebab bisa saja besok kita berada dalam lembah kekelaman. Sebaliknya, bila kita sedang berada dalam lembah kekelaman, janganlah takut dan kuatir apalagi kecewa dengan Tuhan. Sebab bisa saja besok Tuhan menuntun kita keluar dari lembah kekelaman menuju padang rumput yang hijau.
Oleh karena itu, hal terpenting bukanlah dimana kita berada, namun dengan siapa kita melalui keadaan tersebut. Hal terpenting adalah tetap menjadikan Tuhan sebagai gembala hidup kita dimanapun kita berada, baik dalam padang rumput hijau maupun dalam lembah kekelaman. Percayalah bahwa gada Tuhan dan tongkat Tuhan ada menyertai hidup kita.
Daud mengatakan bahwa Tuhan sebagai gembala yang baik, akan menuntun kita dijalan yang benar. Ada hal yang menarik disini. Dimana sebagai gembala kehidupan, Tuhan tidak selalu membawa hidup kita melalui jalan yang nyaman. Namun terkadang Tuhan justru membiarkan kita untuk melalui lembah kekelaman. Mengapa demikian?
Banyak orang mengeluh ketika harus melalui lembah kekelaman. Mengeluh dan bersungut-sungut ketika menghadapi persoalan dan pergumulan hidup. Namun tahukah kita, bahwa Tuhan menuntun kita melalui hal tersebut untuk membuat kita lebih mengenal Tuhan.
Bagaimana kita mengenal Tuhan sebagai pelindung, jika kita tidak pernah mengalami bahaya. Bagaimana kita mengenal Tuhan sebagai penyembuh, bila kita tidak pernah mengalami sakit. Bagaimana kita mengenal Tuhan sebagai sahabat, bila kita tidak pernah merasakan kesendirian. Bagaimana kita mengenal Tuhan sebagai sumber kekuatan, bila kita tidak pernah merasa lelah dan letih menghadapi persoalan. Dan seterusnya..
Oleh karena itu, kita perlu mengerti dan menyadari bahwa Tuhan ijinkan kita melalui segala persoalan dan kesulitan dalam hidup ini, agar kita bisa belajar mengenal Tuhan dengan lebih dekat. Bahkan Daud dalam Mazmur 23 tersebut ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa lebih baik berada di dalam lembah kekelaman asalkan bersama Tuhan, daripada berada di padang rumput yang hijau tanpa Tuhan.
Sebab dimanapun kita berada asalkan bersama Tuhan, maka kita akan baik-baik saja. Bahkan kita akan mengalami hal-hal yang selama ini tidak pernah kita pikirkan. Daud menggambarkannya dengan sangat indah. Tuhan sanggup menyediakan makanan dihadapan musuh, mengurapi kepala kita dengan minyak (kuasa ilahi), memenuhkan piala kita (kepuasan hidup), bahkan dalam lembah kelam sekalipun, kita dapat menikmati kebajikan dan kemurahan Tuhan.
Tetap jadikan Tuhan sebagai Gembala kita, maka kita akan menikmati kasih dan penyertaan-Nya. Tidak peduli diamana kita berada, baik dalam padang rumput hijau maupun lembah kekelaman. Dimanapun dan apapun keadaan kita, asalkan Tuhan beserta kita, maka kita akan baik-baik saja. Bahkan kita akan mengalami berkat, kuasa dan kemurahan Tuhan disepanjang hidup kita. Amin..
Posting Komentar untuk "Padang Rumput Hijau dan Lembah Kekelaman"