Kisah Pembunuhan Pertama
Shalom teman-teman semua.. Renungan hari kemarin berbicara tentang pakaian pertama manusia. Dimana Tuhanlah yang membuatnya lalu diberikan kepada manusia. Nah pada renungan Kristen hari ini kita mau berbicara tentang kasus pembunuhan pertama yang dikisahkan dalam Alkitab.
Alkitab mencatat bahwa pembunuhan pertama dilakukan oleh seorang bernama Kain. Siapa itu Kain? Ya, Kain adalah anak dari Adam dan Hawa. Jadi setelah Adam dan Hawa diusir Allah dari taman Eden, mereka kemudian mempunyai anak bernama Kain dan Habel (Kejadian 4:1-2).
Kisah pembunuhan pertama ini sangatlah miris, sebab pembunuhan ini dilakukan Kain terhadap adiknya sendiri yaitu Habel. Penyebabnya hanyalah karena iri hati. Kain iri karena persembahan Habel adiknya diterima Tuhan sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan (Kejadian 4:3-5).
Iri Hati Adalah Benih Kejahatan
Renungan Kristen hari ini ingin mengingatkan kita semua bahwa iri hati yang tidak diwaspadai merupakan benih kejahatan yang bisa meledak kapan saja dan dalam bentuk kejahatan yang lebih besar seperti pembunuhan. Betapa sering kita melihat berita kriminal di televisi yang terjadi karena iri hati.
Dalam hidup kita sendiri mungkin kita juga pernah mengalaminya. Kita merasa iri terhadap orang yang lebih sukses atau lebih diberkati dari kita. Hati-hati ya teman-teman, sebab sifat iri hati ini jika terus dipelihara bisa menimbulkan kejahatan yang lebih besar.
Mungkin kita tidak menjadi pembunuh secara fisik. Namun bisa jadi kita mulai menyebar kebencian atau mulai menggosipkan orang tersebut. Kita mulai menyebar berita bohong, dengan mengatakan bahwa orang yang kepadanya kita iri bekerja dengan curang. Keberhasilan yang dia raih merupakan hasil dari hal yang tidak baik. Bukankah ini juga sama dengan membunuh.
Ketika kita melakukan hal-hal tersebut, sesungguhnya kita sedang melakukan pembunuhan karakter. Artinya kita sedang menjelekan seseorang agar secara karakter orang tersebut dipandang jelek oleh orang lain. Jika demikan apa bedanya kita dengan seorang pembunuh?
Mari lebih waspada dan hilangkan sifat iri hati dari hati dan hidup kita. Sebab jika tidak, maka Alkitab berkata bahwa dosa sudah mengintip di depan pintu kehidupan kita (Kejadian 4:7). Menyadari dan mengubah sifat iri hati ini adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan agar terhindar dari perbuatan dosa yang lebih lagi.
Lembutkan Hati, Terima Nasihat Tuhan
Dalam kasus Kain pun sebenarnya Tuhan Allah sudah mengingatkan Kain sebelum melakukan pembunuhan terhadap adiknya Habel. Tuhan berkata kepada Kain agar Kain bisa memandang semua hal tersebut dengan baik. Tuhan menasehati Kain agar tetap berbuat baik sehingga tidak dirundung kemurungan dan kebencian.
Namun ternyata Kain tidak mengindahkan nasihat dari Tuhan. Kain mengeraskan hati dan justru mengajak adiknya Habel ke padang dan kemudian membunuhnya disana (kejadian 4:8). Jika saja Kain mau menerima nasihat Tuhan untuk memandang semuanya dengan kacamata positif, tentu tidak ada kisah pembunuhan seorang Kakak kepada adiknya.
Perenungan bagi kita semua, ketika kita masih diingatkan oleh Tuhan, maka terimalah itu dengan hati yang lembut. Jangan keraskan hati kita seperti Kain. Kekerasan hati hanya akan berujung pada dosa dan penghukuman dari Tuhan. Coba renungkan kembali ayat Alkitab berikut ini:
Kejadian 4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Ayat Alkitab tersebut mengingatkan kepada kita semua agar senantiasa berbuat baik. Sebab jika kita tidak berbuat baik, maka yang jahat itu akan merasuki kita. Jika ada seseorang yang lebih diberkati dan lebih sukses janganlah kita iri hati. Sebab iri hati bukanlah sesuatu yang baik melainkan adalah hal yang jahat. Iri hati hanya akan membuat kita dikuasai kejahatan dan tak mampu menguasai diri.
Berkati dan Jangan Mengutuk
Kita justru harus memiliki sikap sebaliknya. Kita tetap mendoakan orang tersebut agar senantiasa sukses serta dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Jika kita sendiri ingin sukses, maka berdoa dan berusahalah lebih keras. Jadikan orang lain yang lebih sukses sebagai inspirasi. Tentu kita bisa mengambil hal-hal baik dari orang tersebut dan tidak meniru yang salah.
Dengan demikian kita akan terhindar dari dosa yang begitu menggoda kita. Jangan sampai kita justru menjadi “pembunuh” bagi sesama kita. Sebab pembunuhan tidak hanya berbicara secara fisik, namun bisa terjadi pembunuhan karakter atau pembunuh rejeki orang lain. Selamat merenungkan dan sukses selalu bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Kisah Pembunuhan Pertama"