Kesetiaan Allah Pada Janji-Nya
Allah adalah pribadi yang setia pada setiap Janji-Nya. Apabila Allah telah berjanji, maka Dia pasti akan menepati janji tersebut. Firman Tuhan sendiri mencatat bahwa janji Tuhan adalah murni dan pasti digenapi. Beberapa ayat berikut menyatakan bahwa Tuhan adalah pribadi yang selalu memegang setiap janji-Nya.
Mazmur 12:7 Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Mazmur 18:31 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
II Petrus 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Dalam Alkitab ada satu peristiwa yang menggambarkan kesetiaan Tuhan pada Janji-Nya. Hal ini terlihat dari kisah hidup Yakub yang adalah keturunan Abraham. Yakub adalah anak dari Ishak dan cucu dari Abraham. Kebaikan Allah kepada Yakub harus dilihat dari sudut pandang janji Allah kepada Abraham.
Jika tidak demikian, maka kita akan bingung dan heran akan kebaikan Tuhan bagi Yakub. Sebab kita tahu bahwa Yakub adalah pribadi yang juga punya banyak kesalahan. Dia menipu kakaknya Esau dan juga menipu mertuanya yang bernama Laban. Namun ternyata Tuhan tetap melindungi dan memberkati Yakub, bahkan membela Yakub. Hal ini seperti terlihat ketika Yakub melarikan diri dari Laban.
Kejadian 31:29 Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah kata pun.
Ayat Alkitab diatas menceritakan bahwa Laban mengejar Yakub yang telah melarikan diri dengan membawa istri dan anak-anaknya yang merupakan anak perempuan Laban serta cucu-cucunya. Namun yang menarik adalah bahwa malam sebelum Laban bertemu Yakub, Laban diingatkan oleh Allah untuk tidak bertindak kasar terhadap Yakub. Bahkan sekedar memaki saja tidak boleh.
Mengapa Allah membela Yakub yang jelas-jelas sudah bersalah dengan menipu Laban? Mungkin kita berpikir hal itu terjadi karena Laban sudah lebih dahulu “mengerjai “ Yakub sehubungan dengan Rahel dan Lea. Jadi wajar bila Allah membiarkan Yakub “membalas dendam” kepada mertuanya itu. Benarkah demikian? Tentu saja tidak !! sebab jika demikian maka itu berarti Tuhan mengijinkan kita membalas kejahatan dengan kejahatan.
Padahal kita tahu bahwa Allah itu penuh kasih dan selalu mengajarkan agar kita membalas yang baik kepada siapapun termasuk kepada mereka yang telah berbuat jahat pada kita. Lalu apa dasar Allah membela Yakub dalam persoalannya dengan Laban ?
Perlindungan dan Penyertaan Tuhan adalah Wujud Nyata dari Kesetiaan Allah
Satu-satunya alasan adalah karena janji Allah kepada Abraham dan Ishak bahwa Allah akan membuat keturunan Abraham menjadi suatu bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi banyak orang. Inilah alasan mengapa Allah membela dan menjaga Yakub.
Perlindungan dan penjagaan Allah kepada Yakub dalam hal ini bukanlah berdasakan kebaikan Yakub. Bukan pula berdasarkan kelayakan atau kepantasan Yakub. Apa yang dilakukan Allah kepada Yakub semata-mata karena kasih karunia-Nya kepada Yakub sebagai keturunan Abraham.
Lalu pertanyaannya, apakah itu berarti Yakub bisa seenaknya sendiri? Tentu saja tidak. Sebab jika kita melihat kehidupan Yakub, maka Allah juga membentuk kehidupan Yakub menjadi sebuah pribadi yang sesuai kehendak-Nya. Pribadi yang kemudian bisa dikatakan pantas untuk menerima janji Tuhan.
Kita bisa melihat Yakub juga mengalami apa yang pernah dia lakukan. Yakub ditipu oleh anak-anaknya sehubungan dengan Yusuf. Yakub mengalami ketakutan untuk bertemu Esau. Dan berbagai pembentukan lainnya yang membuat Yakub belajar dan berkembang menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan.
Renungkan Kebaikan Tuhan dalam Hidup Kita
Demikian juga dengan kehidupan kita. Bila kita renungkan, kita akan mendapati bahwa berkat dan kasih karunia Tuhan bagi kita adalah sesuatu yang luar biasa. Kita yang sebenarnya tidak pantas dan tidak layak menerima semua berkat, perlindungan dan kasih karunia Tuhan, namun nyatanya kita ada sebagaimana kita ada hari ini oleh kasihNya yang besar.
Segala kebaikan yang kita alami adalah bentuk kesetiaan Allah pada Janji-Nya. Allah sudah berjanji bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus akan menerima kuasa sebagai anak-anak Allah. Janji inilah yang membuat Tuhan membela dan melindungi kita sampai hari ini. Lalu apakah kita bisa seenaknya sendiri? Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa tentu tidaklah bisa demikian.
Sebab Tuhan akan tetap membentuk hidup kita agar menjadi pribadi yang berkenan kepadaNya. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk taat dan setia kepada Tuhan. Sebab Tuhan lebih dahulu setia. Kesetiaan Allah pada janji-Nya seharusnya membuat kita sadar dan selalu bersyukur atas setiap kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..
Posting Komentar untuk "Kesetiaan Allah Pada Janji-Nya"