Makna Natal di Tengah Pandemi
Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan Desember. Bulan dimana banyak orang menantikan momen Natal. Namun Natal tahun ini mungkin sedikit berbeda karena dirayakan ditengah masa pandemi covid-19. Pertanyaan yang mungkin sering muncul adalah apakah natal masih bisa bermakna?
Natal yang biasanya dipenuhi dengan perayaan-perayaan meriah. Dekorasi natal yang menghiasi rumah, jalan-jalan dan pusat perbelanjaan. Akankah masih bisa kita merasakan kemeriahan Natal ditengah masa yang sulit seperti sekarang ini.
Ibadah saja dibatasi oleh aturan protokol kesehatan. Bahkan apa yang biasanya dilakukan saat Natal tidak bisa dilakukan. Kebiasaan saling berkunjung saat libur Natal pun mungkin saja tidak bisa dilakukan seperti biasanya.
Akankah semua hal tersebut mengurangi makna Natal yang sesungguhnya ? Apa makna Natal sebenarnya ?
Renungan hari ini mengajak kita kembali kepada makna yang sesungguhnya dari Natal itu sendiri. Natal adalah peristiwa kelahiran Yesus Kristus juruselamat dunia. Inilah makna Natal yang sesungguhnya.
Lukas 2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Makna Natal ini tidak akan pernah berkurang sedikitpun dalam segala keadaan. Sebab Natal mengajarkan kita bukan kemewahan. Natal mengajarkan kita kasih, kesederhanaan dan pengorbanan.
3 Makna Natal yang Perlu kita Renungkan Bersama:
1. Natal Mengajarkan Kita Tentang Kasih
Karena Allah mengasihi manusia, maka ketika manusia jatuh dalam dosa Allah mengambil keputusan untuk berinkarnasi menjadi manusia. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan manusia agar tidak binasa karena dosa.
Oleh karena itu, makna Natal tidak akan pernah berubah dan hilang. Selagi kita masih hidup dapat merasakan kasih Allah dan berbagi kasih kepada sesama, maka Natal akan tetap bermakna sekalipun dalam masa Pandemi seperti sekarang ini.
Justru dalam masa seperti inilah sesungguhnya kita dapat merasakan makna Natal yang sesungguhnya. Bila kita menyadari bahwa Natal adalah bentuk kasih Allah dalam hidup kita, maka marilah kita mengisi atau memperingati Natal dengan berbagi kasih kepada sesama.
Pada masa Pandemi saat ini ada banyak orang yang membutuhkan kasih kita. Ada banyak orang yang kehilangan, putus pengharapan, kecewa, takut dan sebagainya. Inilah saatnya kita memaknai natal dengan berbagi kasih kepada mereka yang membutuhkan.
Sekecil apapun kasih yang terwujud dan tersalurkan bagi mereka akan sangat bermakna. Ketika kita membagikan kasih inilah sejatinya kita sedang memaknai Natal, sebab Natal selalu mengajarkan kita tentang kasih.
2. Kasih Mengajarkan Kita Tentang Kesederhanaan dan Kerendahan Hati
Natal biasanya diperingati dengan semarak. Kemilau lampu Natal, meriahnya hiasan Natal, semarak berbagai pertunjukan Natal selalu manambah kesan kemewahan sebuah perayaan Natal. Tak tahu sejak kapan tradisi seperti itu dimulai.
Bila kita merenungkan sejenak, maka hal tersebut sebenarnya berbanding terbalik dengan peristiwa Natal sesungguhnya. Peristiwa kelahiran Yesus Kristus justru terjadi dalam situasi yang begitu sederhana. Yesus Kristus lahir dipalungan dan dalam sebuah kandang domba.
Sebuah peristiwa yang jauh dari kemeriahan dan kemewahan. Inilah makna yang sesungguhnya dari peristiwa Natal. Natal mengajarkan sebuah kesederhanaan dan kerendahan hati.
Bukan berarti merayakan dengan semarak dan kemeriahan itu salah. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Namun adalah lebih baik bagi kita menyadari bahwa Natal mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati.
Sang Raja segala raja itu telah merendahkan diri menjadi manusia. Sang Raja itu juga memberikan teladan kerendahan hati yang luar biasa. Maka inilah yang seharusnya kita maknai disetiap peringatan Natal.
Mari belajar hidup dalam kesederhanaan dan kerendahan hati. Dengan demikian kita sedang meneladani sang Natal itu sendiri dalam hidup kita.
3. Natal Mengajarkan Kita Tentang Pengorbanan
Natal adalah pengorbanan besar yang Tuhan lakukan bagi manusia. Bayangkan saja, Tuhan yang adalah penguasa segala sesuatu, Raja segala raja mau merendahkan diri dengan jalan menjadi manusia. Merasakan semua yang dialami manusia.
Tuhan lahir sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus. Dibesarkan dan dirawat oleh keluarga sederhana. Bertumbuh dewasa dan bekerja, sampai akhirnya Dia rela mengorbankan diriNya di atas kayu salib bagi dosa dunia.
Natal menandai awal karya pengorbanan Tuhan bagi manusia. Natal mengajarkan bahwa hidup bukan hanya untuk diri sendiri. Hidup harus memancarkan kasih dan membawa damai. Sekalipun untuk semuanya itu perlu adanya pengorbanan.
Inilah yang perlu kita maknai dalam kita memperingati Natal. Situasi saat ini banyak orang menjadi egois dan tidak peduli orang lain. Mereka sibuk untuk memikirkan kesenangan sendiri dan keuntungan sendiri.
Padahal situasi saat ini membuka peluang bagi kita untuk memancarkan kasih. Salah satu hal sederhana untuk berbagi kasih kepada sesama pada saat ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dengan menerapkan protokol kesehatan, maka sesungguhnya kita bukan hanya menjaga diri sendiri, tetapi juga menjaga dan melindungi orang lain. Sekalipun untuk menerapkannya seringkali kita harus berkorban.
Berkorban untuk mendisiplinkan diri, menahan keinginan untuk bepergian jika tidak penting, mengisolasi diri secara mandiri setelah bepergian keluar daerah dan sebagainnya. Memang seperti inilah kita memaknai Natal spesial di tahun ini.
Kiranya renungan hari ini dapat membuka hati dan pikiran kita sehingga kita dapat memaknai Natal di tengah pandemi dengan benar. Selamat menyambut Natal dan jangan lupa jaga kesehatan. Tuhan Yesus Memberkati.
Posting Komentar untuk "Makna Natal di Tengah Pandemi"