3 Langkah Bangkit dari Kekecewaan
Dalam Lukas 15:11-32 diceritakan mengenai perumpamaan tentang anak yang hilang. Dalam perumpamaan tersebut tersirat sebuah pelajaran mengenai kekecewaan, dimana si anak yang hilang tersebut mengalami kekecewaan dan berusaha bangkit dari kekecewaan tersebut. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut ?
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk dapat bangkit dari kekecewaan :
1. Menyadari Keadaan kita di hadapan Tuhan
Lukas 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Belajar dari si anak yang hilang dimana ketika dia kecewa dengan keadaannya yang terpuruk, dia menyadari keadaan tersebut. Dia menyadari betapa dia sudah melakukan kesalahan. Dia sadar bahwa dia masih punya Bapa yang begitu mengasihi dia.
Hal pertama yang harus dilakukan ketika mengalami kekecewaan adalah dengan menyadari keadaan kita dihadapan Tuhan. Seperti si anak yang hilang menyadari bahwa dia punya bapa yang sangat baik, demikian juga kita perlu menyadari bahwa kita punya Tuhan yang adalah Bapa kita yang baik.
Dengan menyadari hal tersebut kita akan memiliki pengharapan untuk dapat bangkit dari kekecewaan hidup. Kita sadar kita melakukan kesalahan, namun kita juga perlu sadar bahwa selalu ada Tuhan yang menantikan kita untuk memulihkan keadaan kita.
Seseorang yang tidak menyadari keadaannya dan tidak menyadari bahwa masih ada harapan di dalam Tuhan, akan sulit untuk bangkit dari kekecewaan. Sebaliknya orang yang menyadari keadaannya, kesalahannya dan akar permasalahannya serta menyadari kasih Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya akan mendapat kekuatan baru untuk mengalami pemulihan dan kemenangan.
2. Mengambil Langkah untuk Datang Kepada Tuhan
Lukas 15:18-20 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Menyadari keadaan dan kesalahan yang telah diperbuat merupakan langkah awal yang masih harus diikuti dengan langkah berikutnya. Langkah selanjutnya adalah mengambil langkah untuk datang kepada Tuhan.
Apa yang dilakukan oleh si anak bungsu untuk bangkit dan melangkah kembali kepada bapanya merupakan hal yang tepat. Sebab dengan kembali kepada bapanya, dia tahu persis bahwa keadaannya akan jauh lebih baik dari keadaannya sekarang.
Demikian juga kehidupan kita. Ketika kita terpuruk dalam kesalahan dan kekecewaan ambilah langkah untuk datang kepada Tuhan. Mintalah ampun akan setiap kesalahan kita dan mintalah pemulihan yang daripada Tuhan. Karena kita tahu pasti bahwa keadaan kita didalam Tuhan jauh lebih baik daripada ketika kita terpuruk dan meninggalkan Tuhan.
3. Membangun Hidup yang Baru
Lukas 15:22-24 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Dari kisah perumpamaan ini kita juga belajar mengetahui bahwa Tuhan adalah Bapa yang begitu mengasihi kita. Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang sanggup mengubah hidup kita menjadi baru. Bagaimanapun terpuruknya hidup kita, Tuhan selalu sanggup untuk membangun kembali hidup kita menjadi baru.
Tuhan tidak pernah melihat masa lalu kita, maka jangan biarakan masa lalu kita membelenggu hidup kita. Arahkan pandangan hidup kita kedepan dan jalani hidup yang baru bersama dengan Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh bapa dari si anak hilang itu, bahwa anakku telah mati dan menjadi hidup kembali. Inilah yang Tuhan lihat dalam hidup kita, Tuhan ingin kita menjalani hidup yang baru bersama dengan Dia.
Bagaimana dengan hidup Anda? Pernahkah mengalami kekecewaan ? Atau bahkan mungkin sedang mengalami kekecewaan ? Mari belajar bangkit dari kekecewaan. Jangan biarkan kekecewaan membelenggu hidup kita. Belajar dari kisah anak yang hilang. Untuk bangkit dari kekecewaan, kita perlu menyadari keadaan dan kesalahan, memiliki niat untuk melangkah, serta bangkit dan membangun hidup yang baru.
Posting Komentar untuk "3 Langkah Bangkit dari Kekecewaan"