Responku Menentukan Masa Depanku
Kesukaran adalah faktor x diluar kita yg tidak bisa kita kendalikan. Yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap kehidupan yang tidak bisa lepas dari yang namanya kesukaran. Kesukaran hidup bukan lagi sebagai penghalang tetapi merupakan batu loncatan atau kesempatan kita untuk maju.
Contoh dalam Alkitab adalah kisah Daniel ketika disuruh menafsirkan mimpi. Mental anak Tuhan adalah berani menghadapi kesukaran. Berikut kita akan belajar dari kesukaran yang dialami Daniel dan bagaimana dia merespon hal tersebut.
Daniel 1:1-2 Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
Daniel adalah salah satu orang yang diangkut dalam pembuangan ke Babel. Pada waktu itu Daniel masih remaja. Namun respon Daniel terhadap kesukaran itu membawa Daniel mengalami kesuksesan sekalipun hidup di dalam pembuangan. Yuk kita belajar dari beberapa respon Daniel yang dapat dijadikan teladan bagi kita ketika menghadapi kesukaran hidup.
1. Mempersiapkan diri
Daniel 1:3-7
Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.
Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.
Dari bagian cerita di atas, Daniel dan kawan-kawannya didapati sebagai bagian orang yang memiliki kecakapan dalam bekerja dan memiliki pengetahuan, hikmat dan berbagai macam ilmu. Hal ini tentu tidak diperoleh Daniel secara instan. Bisa dipastikan bahwa Daniel adalah orang yang rajin untuk belajar dan mengembangkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan jauh sebelum masa pembuangan.
Daniel tidak tahu kapan akan terjadi kesukaran, tapi dia mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Ketika kita terbiasa mempersiapkan diri menghadapi kehidupan, maka ketika kesukaran datang itu bisa berubah jadi sebuah kesempatan untuk maju.
Jangan tunggu kesukaran datang, siapkan dirimu dari sekarang!!
2. Hidup dalam kebenaran
Daniel 1:8-9 "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;"
Ketika kesukaran datang milikilah ketetapan untuk hidup dalam kebenaran. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Masa kesukaran adalah masa yang rentan untuk mengikuti arus ketidakbenaran, tetapi sebagai orang percaya kita harus memiliki ketetapan hati untuk berpegang pada kebenaran. Ketika kita tetap memegang kebenaran maka kita akan melihat bahwa Tuhan yang membela hidup kita.
3. Semua karena Tuhan
Daniel 2:20 Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!
Daniel sangat menyadari bahwa segala hikmat dan kekuatan yang dia miliki berasal dari Tuhan. Daniel mengerti bahwa dia dapat melalui setiap kesukaran hidup dalam pembuangan adalah berkat pertolongan Tuhan. Ketika kita bisa melalui kesukaran dan kita menang milikilah sikap hati yang menyadari bahwa semua karena Tuhan.
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar.
Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresh. Di akhir hidup Daniel dipercaya untuk melihat hal hal yang belum terjadi. Bukankah semua yang dialami Daniel adalah berkat pertolongan Tuhan semata. Demikian juga hidup kita. Ketika kita merenungkan kembali apa yang sudah kita lalui, maka semua hanya karena kasih dan kemurahan Tuhan.
Dari kisah Daniel ini kita belajar bahwa respon kita terhadap kesulitan dan kesukaran hidup akan sangat menentukan masa depan kita. Milikilah respon yang benar, yaitu mempersiapkan diri, tetap berpegang pada kebenaran dan percayalah bahwa segala kekuatan dan keberhasilan kita melewati masa sukar hanya karena Tuhan saja.
Posting Komentar untuk "Responku Menentukan Masa Depanku"