Kuatir Boleh atau Tidak ?
1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Salom sobat remakehidupan..
Berbicara mengenai kekuatiran, seringkali muncul pertanyaan apakah orang percaya boleh kuatir? Atau apakah kuatir itu adalah dosa? Untuk menjawab hal tersebut ada baiknya kita merenungkan beberapa hal.
Yang pertama kita mesti tahu adalah bahwa kekuatiran sebenarnya adalah respon manusiawi terhadap suatu tantangan atau persoalan hidup. Artinya setiap orang tanpa terkecuali bisa saja pada keadaan tertentu akan merasakan kekuatiran. Kekuatiran adalah sebuah realitas kehidupan.
Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:7 mengatakan bahwa kita diminta untuk dapat menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Allah. Artinya kekuatiran itu merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada diri manusia. Kekuatiran itu ada dan nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itulah kita diminta untuk menyerahkannya kepada Tuhan.
Bila kekuatiran itu tidak ada, maka Firman Tuhan juga tidak akan meminta kita menyerahkannya kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa menyerahkan sesuatu yang tidak ada pada kita? Hal inilah yang perlu kita sadari, bahwa kekuatiran itu nyata adanya, kekuatiran merupakan respon wajar dari seseorang yang sedang menghadapi masalah atau tantangan.
Hal kedua yang mesti kita pahami adalah bahwa sekalipun sesuatu yang wajar terjadi, namun kekuatiran tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kekuatiran yang berlarut-larut akan menimbulkan hilangnya iman dan pengharapan kita. Apabila iman dan pengharapan kita hilang maka kekuatiran itu akan membawa kita kepada dosa. Baik dosa ketidaktaatan kepada Tuhan maupun dosa-dosa yang lain.
Tuhan Yesus ketika menjadi manusia, pada malam sebelum Dia disalibkan juga mengalami pergumulan yang berat. Sebagai manusia ada ketakutan dan kekuatiran dalam hatinya. Namun Yesus memilih respon yang benar. Yesus tidak membiarkan kekuatiran itu berlarut-larut dan menguasai hidupnya.
Apa yang Yesus lakukan? Dia segera berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Bapa. Dia serahkan segala kekuatiran hidupnya kepada Bapa sehingga Dia beroleh kekuatan untuk taat memikul salib. Hal ini akan berbeda bila Yesus membiarkan dirinya dikuasai kekuatiran, maka bisa saja terjadi bahwa Dia tidak mau disalibkan. Artinya Yesus tidak taat kepada Bapa.
Untuk itulah Firman Tuhan mengingatkan kita, agar apabila kekuatiran itu datang, segeralah serahkan itu kepada Tuhan. Menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan akan membuat kita tenang dalam menghadapi persoalan hidup. Dengan ketenangan itu kita dapat berdoa dan berpikir jernih dalam menyelesaikan persoalan.
Mengapa kita perlu menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan? Jawabannya jelas karena Tuhanlah yang memelihara hidup kita (1 Petrus 5:7). Percayalah bahwa segala sesuatu ada dalam pemeliharaan Tuhan. Contoh nyata adalah nafas kehidupan yang Tuhan masih berikan, sinar mentari pagi yang selalu menyapa, air yang masih bisa kita nikmati, dan sebagainya.
Memang tidak semua persoalan terselesaikan ketika kita menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan. Namun dengan menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan, kita akan beroleh kekuatan untuk menghadapi persoalan. Selain itu, hal yang lebih penting lagi adalah kita tidak jatuh dalam dosa dan kemudian binasa karena dosa dan ketidaktaatan kita kepada Tuhan.
Jadi, sebenarnya kekuatiran itu bukan soal boleh atau tidak boleh. Namun soal bagaimana kita merespon kekuatiran yang muncul dalam hidup kita ketika menghadapi persoalan. Respon yang benar akan membawa kita kepada kemenangan atas kekuatiran hidup. Sebaliknya respon yang salah akan membawa kita kepada dosa dan kehancuran. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus Memberkati..
Posting Komentar untuk "Kuatir Boleh atau Tidak ?"