Liciknya Hati
Firman Tuhan sudah mengingatkan kita mengenai hati. Hati-hatilah dengan hati. Ini merupakan sesuatu yang penting. Sebab seperti Salomo mengatakan bahwa dari hatilah tepancar kehidupan. Namun, apabila hati kita tidak dijaga, maka waspadalah sebab hati kita bisa digunakan untuk hal yang buruk bahkan hati bisa menipu diri sang pemilik hati itu. Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu. Jangankan untuk menipu orang lain, hati juga bisa menipu diri sendiri apabila itu dikuasai oleh sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Yeremia 17:9-10 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Kita bisa diperdaya olehnya jika kita tidak membiarkan Tuhan yang menguasai hati kita. Contohnya, seseorang yang hatinya telah dikuasai oleh keinginan daging atau yang mungkin dipengaruhi oleh iblis sang penipu itu, maka ia akan merasa aman dengan kejahatan yang ia lakukan. Bahkan mungkin di dalam hatinya terdapat banyak dalih untuk membenarkan dirinya dari segala sesuatu yang telah dia lakukan.
Bukankah hal tersebut sebenarnya menipu diri sendiri. Kalau saja ia lebih peka tentu ia kan merasa bersalah jauh didalam lubuk hatinya. Mungkin bila dia bongkar segala dalih yang menutup hatinya, dia akan menemukan bahwa sejatinya hatinya mengetahui segala yang diperbuatnya adalah suatu kesalahan dan kejahatan.
Hal yang lebih parah adalah seseorang sudah mulai merencanakan untuk berbuat salah dan dosa. Jauh didalam hatinya mengingatkan dia ketika rencana itu muncul dalam hatinya. Pada saat inilah sebenarnya titik tolak dari segalanya. Apakah seseorang itu memilih untuk menyadari kesalahannya dan lebih waspada atau membiarkan dirinya ditipu dan akhirnya segala rencana kejahatannya itu tewujud dalam sebuah tindakan nyata.
Kondisi pada pilihan kedua hanya akan membawanya kepada penyesalan yang selalu datang terlambat. Pada saat itulah dia akan merasa sangat bodoh dan bersalah karena tidak memperhatikan peringatan yang muncul jauh dalam hatinya.
Peringatan dan tuntunan Tuhan melalui hati kita memang terkadang muncul jauh lebih dalam di hati kita bila dibandingkan dengan rencana dan keinginan berbuat dosa. Itulah sebabnya suara Tuhan itu nyaris tak terdengar atau mungkin terdengar jauh lebih pelan dari keinginan daging kita. Hal yang perlu kita lakukan pada saat berada dalam situasi seperti itu adalah berhenti sejenak.
Fokuskan diri pada suara Tuhan dalam hati kita dan berdoalah supaya Tuhan memberi kita kekuatan untuk menolak segala kenikmatan yang ditawarkan oleh dosa. Bongkar tumpukan keinginan daging dalam hati kita yang menghalangi kita untuk mendengar dan mentaati Tuhan yang sedang berbicara dalam hati kita. Ya, hati-hatilah dengan hati!!! Sebab kita tahu bahwa hati manusia adalah licik.
Posting Komentar untuk "Liciknya Hati"