Lebih Baik Menjaga daripada Memperbaiki
Ada semboyan yang sering kita dengar, “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Setara dengan semboyan tersebut, rasanya ada hal yang juga layak diperhatikan dalam kehidupan kerohanian kita, yaitu “lebih baik menjaga daripada memperbaiki”. Apa maksud pernyataan tersebut ?
Seorang teman pernah bercerita bahwa sekarang dia memiliki sakit maag dan asam lambung yang sering naik. Hal itu membuatnya tidak nyaman. Ketika ditanya apa penyebabnya, diapun bercerita bahwa semua itu karena pola makan yang tidak baik ketika dia masih kecil. Rupanya semasa kecil dia tidak menjaga pola makannya. Dia sering makan sambal dan saus secara berlebihan ketika memakan mie ayam ataupun bakso.
Memang pada waktu itu, dia merasa enak-enak saja dan tidak ada dampak apa-apa bagi kesehatannya. Namun ternyata dalam jangka panjang, pola makan seperti itu membuatnya harus mengalami sakit maag dan asam lambung.
Dari kisah pengalaman tersebut, bukankah benar bahwa mencegah itu jauh lebih baik daripada mengobati ? demikian juga dalam kehidupan rohani kita. Adalah lebih baik kita berjaga-jaga agar tidak jatuh dalam dosa, daripada harus bersusah payah memperbaiki diri dari kesalahan dan dosa kita.
Ada kalanya kita mungkin bisa jatuh dalam suatu kesalahan dan dosa. Namun adalah jauh lebih baik bila kita menjaga diri agar tidak terjatuh, daripada harus bersusah payah memperbaiki pola hidup yang telah terkontaminasi akibat jatuh dalam dosa. Jelas memperbaiki pola hidup yang sudah rusak akibat dosa adalah yang jauh lebih sulit daripada mencegah hal itu terjadi.
Matius 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Dalam hal ini benarlah kata Firman Tuhan yang mengatakan bahwa roh memang penurut namun daging lemah. Keinginan roh adalah takut akan Tuhan dan hidup benar, namun pada kenyataannya banyak manusia yang tetap saja berbuat dosa. Dan kalau sudah berbuat dosa manusia menjadi terikat pada dosa tersebut dan sulit untuk memperbaiki diri. Dia akan terus berada pada sebuah lingkaran yang akan membawa dia jatuh dan jatuh kembali.
Oleh karena itulah, sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah menjaga hati dan pikiran kita sehingga tidak dikuasai dosa. Kita perlu mengingat bahwa kita sudah ditebus dan mengimani hal itu akan membuat kita mampu menjaga kekudusan yang Tuhan sudah anugerahkan. Ya, sejatinya tugas kita hanyalah menjaga semua anugerah yang sudah Tuhan limpahkan dalam hidup kita.
Ketika Yesus mati di kayu salib semua sudah ditanggungNya, sehingga ketika kita percaya kepadaNya kita sudah diperbaiki bahkan dilahirkan kembali menjadi pribadi yang baru, ciptaan yang baru. Dengan demikian sebenarnya kita tidak perlu bersusah payah memperbaiki hidup kita, karena Yesuslah yang melakukanNya bagi kita. Bagian kita adalah bertindak secara aktif untuk menjaga semua anugerah itu, baik kebenaran, kesucian, penebusan dan semuanya.
Kita perlu beperan aktif dalam kemerdekaan yang telah Tuhan berikan buat hidup kita. Kita perlu memiliki mental sebagai seorang yang mempertahankan kemerdekaan, bukan orang yang sedang memperjuangkan kemerdekaan. Kita sudah merdeka dan kita diberi kuasa oleh Tuhan untuk dapat menjaga dan mempertahankan kemerdekaan tersebut dari penjajah-penjajah yang berusaha mengganggu stabilitas kemerdekaan hidup kita.
Untuk itu diperlukan sikap yang waspada dan berjaga-jaga, karena musuh bisa menyusup dan menyerang kapan saja, terutama bila kita lengah untuk menjaga hidup ini.“Jangan pernah lelah menjaga kemerdekaan yang Tuhan telah berikan”
Posting Komentar untuk " Lebih Baik Menjaga daripada Memperbaiki"