Yesus adalah Gembala yang Baik
Pada Injil Yohanes pasal 9 diceritakan bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir. Pada kisah tersebut orang Farisi mengintimidasi bahkan mengancam orang buta tersebut. Hal itu menunjukan bahwa mereka bukanlah gembala yang baik. Mereka seharusnya menjadi orang yang memperhatikan umat Yahudi, namun mereka justru mengecam dan mengintimidasi orang tesrebut. Kemudian Yesus mengecam mereka sebagai orang asing, bahkan sebagai pencuri dan perampok. Dalam Yohanes 10:1-21 Yesus mengkontraskan mereka dengan diri-Nya yang menyebut sebagai gembala yang baik.
Yesus adalah Pintu kepada domba (1-10)
Bagian awal dari pasal 10 Yesus mengecam orang Farisi sebagai seorang pencuri dan perampok yang berusaha datang kepada domba dengan memanjat tembok. Yesus mengingatkan mereka bahwa seorang gembala domba itu seharusnya datang kepada domba melalui pintu. Yesus ingin mengatakan bahwa jika orang Farisi ingin didengar suaranya oleh umat Yahudi, maka mereka harus masuk melalui pintu (ay 2). Dengan demikian pintu akan dibukakan dan domba akan mendengar suaranya dan akan mengikuti mereka (ay 3-4). Namun jika tidak, maka mereka menjadi orang asing bagi domba dan tidak akan didengarkan (ay 5).
Yesus sebenarnya ingin menegaskan bahwa orang Farisi tidak akan dapat disebut dan menjadi gembala domba jika mereka tidak melalui pintu, yaitu Yesus sendiri. Namun mereka tidak mengerti perkataan Yesus (ayat 6). Oleh karena itu Yesus berkata sekali lagi dan secara eksplisit Yesus menyebut dirinya sebagai pintu kepada domba.
Dalam ayat 7 Yesus menyatakan diriNya sebagai pintu kepada domba. Ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya seorang yang mau menjadi gembala harus datang kepada domba melalui Yesus. Ketika kita mau berfungsi sebagai gembala yang membimbing domba sehingga domba itu mengikuti kita, maka terlebih dahulu kita harus datang kepada Yesus. Tanpa melalui Yesus maka kita akan menjadi seorang asing bahkan pencuri dan perampok. Ketika kita ingin dapat berfungsi menjadi gembala maka kita harus bertemu Yesus, artinya kita terlebih dahulu beriman kepada Yesus, datang kepada Yesus.
Pada jaman sekarang banyak gembala yang tidak datang kepada domba melalui Yesus. Ini berbicara mengenai ajaran-ajaran sesat yang mulai marak dan mencoba menyesatkan orang percaya. Mereka inilah seorang pencuri dan perampok. Banyak orang mencoba datang kepada domba/orang percaya tanpa melalui Yesus. Tuhan Yesus menyebut mereka sebagai pencuri dan perampok. Seperti juga orang Farisi yang berusaha mengajarkan Taurat namun menolak Yesus sebagai Mesias. Mereka datang tidak melalui Yesus. Berhati-hatilah terhadap orang yang datang tidak melalui Yesus sebab mereka adalah orang asing, seorang pencuri dan perampok.
Yesus adalah Gembala yang Baik (11-18)
Setelah mengecam orang Farisi sebagai pencuri dan perampok, Yesus menegaskan kembali bahwa diri-Nya adalah satu-satunya gembala yang baik bagi domba-domba. Hal ini bukanlah berarti bahwa orang percaya juga tidak bisa disebut sebagai gembala, namun kita mesti ingat bahwa gembala yang sesungguhnya hanyalah Yesus. Kita yang diberikan kepercayaan menjadi gembala artinya kita diberi kesempatan untuk menjadi gambaran dari gembala yang agung yaitu Yesus.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa tidak benar jika seorang memperebutkan jiwa dengan orang lain karena alasan “dia adalah dombaku” sebab sesungguhnya orang percaya adalah domba-domba dari Yesus. Hal inilah yang menyebabkan Yesus berkata di bagian ayat sebelumnya bahwa jika seorang ingin datang kepada domba harus melalui Yesus, sebab dialah yang memiliki domba tersebut. Sekalipun Yesus adalah gembala, Ia juga mengangkat manusia sebagai gembala (bdk. Ef 4:11 Kis 20:28 Yoh 21:15-19 1Pet 5:2-3).
Oleh karena itu Yesus memberi contoh kepada kita sebagai gambaran gembala selama di dunia ini dengan menyebutkan klasifikasi seorang gembala yang baik dan sekali lagi dia mengkontraskan diriNya dengan orang Farisi. Dia menyebut diriNya adalah gembala yang baik sedangkan orang Farisi adalah seorang upahan.
Kualifikasi seorang gembala yang baik:
1. Seorang gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya
Klasifikasi yang pertama adalah bahwa seorang gembala harus rela mengorbankan nyawanya bagi domba-dombanya. Hal ini membuktikan bahwa hanya Yesus yang mau dan rela melakukannya. Sebab dialah gembala yang baik. Apabila seorang gembala mau mengorbankan nyawanya bagi domba mungkin itu bersifat tidak sengaja artinya apabila ada serangan dari hewan buas dia akan melawannya, ex. Daud. Namun berbeda dengan apa yang dilakukan Yesus bahwa Dia dengan sengaja, rela dan terencana menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya, inilah seorang gembala yang baik yang sejati.
Berbicara soal memberikan nyawa pada jaman sekarang ini dapat pula diartikan memberikan sesuatu yang terbaik bagi domba-dombanya. Seorang gembala yang baik harusnya mau memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya untuk domba-dombanya. Hal ini kembali dikontraskan Yesus dengan orang Farisi yang disebut sebagai orang upahan. Seorang upahan tidak akan peduli terhadap kondisi domba-dombanya, mereka akan lari jika ada masalah sebab mereka adalah orang yang mementingkan diri sendiri. Sifat seperti ini bukanlah sifat gembala yang baik namun sifat seorang upahan.
2. Mengenal dan dikenal oleh domba-domba
Seorang gembala yang baik adalah seorang yang dikenal oleh domba-dombanya. Gembala (Yesus) dan domba (orang percaya) saling kenal. Orang yang tidak kenal Yesus juga tidak dikenal oleh Yesus. Yang penting bukanlah apakah saudara dikenal orang / majelis / Pendeta, tetapi apakah saudara dikenal oleh Kristus (bdk. Mat 7:21-23).
Yesus adalah Gembala yang baik, Dia menyerahkan nyawa-Nya dan mengenal kita sebagai domba-domba-Nya. Dan domba-domba-Nya mendengar serta mengenal suara-Nya.
Posting Komentar untuk " Yesus adalah Gembala yang Baik"