Prasangka Buruk kepada Tuhan
Dalam Mazmur 73 Asaf, seorang penyair pada masa raja Daud, menuliskan pengalaman hidupnya. Asaf pernah memiliki prasangka yang salah kepada Tuhan. Ketika Asaf menyadari hal tersebut maka dia menulis syair seperti yang tertulis dalam Mazmur 73. Ayat pertama dari Mazmur 73 Asaf menuliskan bahwa akhirnya dia menyadari Tuhan itu selalu baik, kemudian di ayat selanjutnya Asaf menuliskan bagaimana dia berprasangka buruk kepada Tuhan dan menganggap Tuhan tidak adil.
Pengertian Prasangka dan Faktor Penyebabnya
Prasangka merupakan kata lain dari dugaan bisa berupa prasangka yang buruk maupun prasangka yang baik. Namun prasangka lebih sering dan lebih condong digunakan untuk sesuatu yang negatif. Hal ini bisa muncul karena berbagai faktor, yang paling sering mengundang prasangka adalah karena tidak ada kejelasan dari satu pihak, sehingga pihak lain hanya dapat menduga. Yang kedua adalah dari pihak yang berprasangka, sering terjadi karena kurang percaya dan mungkin juga belum atau kurang mengenal yang lain, sehingga muncul pikiran negatif dan pada akhirnya muncul prasangka.
Dalam hubungan sesama manusia, apabila terjadi prasangka maka kedua faktor penyebab di atas mungkin sering terjadi. Namun kalau kita menilik hal tersebut dalam kaitannya dengan hubungan antara manusia dan Tuhan, maka kemungkinan yang menjadi faktor adalah faktor kedua. Yaitu kurangnya kepercayaan dan pengenalan kita akan Tuhan.
Memang terkadang faktor pertama yaitu ketidakjelasan dalam hal ini berarti dari pihak Tuhan seringkali juga dianggap sebagai penyebabnya. Namun apabila kita renungkan kembali bukan karena ketidakjelasan dari pihak Tuhan, tapi lebih kepada kurangnya kita memahami maksud Tuhan dengan apa yang Dia lakukan dan Dia ijinkan terjadi dalam hidup kita. Tuhan selalu ingin menceritakan rencanaNya dalam hidup kita, namun sering yang terjadi adalah keengganan kita untuk mendengarnya. Kita lebih senang berbicara kepada Tuhan daripada mendengar Dia bercerita kepada kita.
Cara Mengatasi Prasangka Buruk Kepada Tuhan
Ketika sesuatu terjadi dalam hidup kita yang merupakan sesuatu yang tidak kita sukai bahkan menyakitkan, maka kita mulai berprasangka dan menyalahkan Tuhan. kita tidak mencoba berhenti sejenak dan kemudian merenungkan apa yang sebenarnya Tuhan inginkan buat hidup kita. Hal ini sering terjadi bahkan sekalipun ada bisikan dari hati kita untuk merenungkan dan memikirkan sebenarnya apa yang menyebabkan Tuhan melakukan hal tersebut.
Sebenarnya ketika kita merenungkan kembali hal tersebut kita akan menemukan alasan-alasan dibalik apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Dan sebenarnya alasan itu akan membuat kita mengerti dan memahami bahkan menerima apa yang Tuhan lakukan. Sebab semua Dia lakukan untuk kebaikan kita. Hal inilah yang juga dilakukan Asaf seperti yang juga dicatat dalam Mazmur 73:21-28.
Mazmur 73:21-28 “Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya”.
Ketika Asaf berprasangka buruk kepada Tuhan sehingga menganggap Tuhan tidak adil dan hatinya terasa pahit. Asaf tetap berada di dekat Tuhan, untuk merenungkan dan menanti jawaban Tuhan yang pada akhirnya membuatnya sadar bahwa Tuhan itu tetap dan selalu baik. Jadi, bila ada sesuatu yang tidak baik Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, tetaplah dekat dengan Tuhan. Jangan menjauh, tetapi renungkan dan tetaplah berdoa sampai kita memahami maksud dan rencana Tuhan.
“Berhenti dan renungkan sejenak apa yang terjadi dalam hidup kita, sehingga kita tidak terjebak dalam sebuah prasangka, yang hanya akan membuat kita gelisah sendiri”
Posting Komentar untuk "Prasangka Buruk kepada Tuhan"