Renungan Kristen: Yesus Pokok Anggur yang Benar
Dalam Yohanes 15:1-17 Aku adalah Pokok anggur yang benar merupakan pernyataan “Aku adalah...” yang terakhir sebelum Yesus ditangkap dan disiksa lalu disalibkan. Sebelumnya ada beberapa pernyataan Yesus sebagai “Aku adalah..” diantaranya Yesus pernah berkata “Aku adalah Terang Dunia, Aku adalah Roti Hidup, Aku adalah Air Kehidupan” dsb. Yesus menyatakan dirinya sebagai Pokok Anggur, karena Yesus ingin kembali menegaskan bahwa ketika diriNya sudah tidak bersama-sama murid-muridNya secara fisik, namun persekutuan dengan Yesus masih tetap harus dijaga. Pokok Anggur yang benar dan ranting-rantingnya menggambarkan “kesatuan” atau hidup bersama, dimana ranting-ranting itu bergantung sepenuhnya kepada Pokok anggur untuk menghasilkan buah-buahnya.
1. Yesus adalah Pokok Anggur yang Benar
Pernyataan Yesus sebagai Pokok Anggur yang benar merupakan sebuah penggambaran Yesus kepada murid-muridNya yang menunjuk kepada persekutuan dengan Kristus. Penggambaran Yesus sebagai Pokok Anggur yang benar dipilih Yesus karena pada waktu itu mereka baru saja melakukan perjamuan dan minum anggur. Selain itu Yesus menggunakan ini sebagai peringatan kepada murid-muridNya bahwa satu-satunya jalan untuk dapat berbuah selama di dunia ini adalah dengan “menempel” atau memiliki persekutuan dengan Yesus.
Yesus mengingatkan bahwa bangsa Israel sebagai sebuah bangsa telah gagal menjadi pokok anggur yang sesuai dengan harapan Bapa. Sebenarnya bangsa Israel diharapkan untuk dapat menjadi pokok anggur yang menghasilkan buah yang baik dan menjadi berkat bagi bangsa lain. Hal ini seperti dinyatakan dalam Mazmur 80:9-10. Namun ternyata bahwa bangsa Israel telah gagal memenuhi harapan Allah sehingga mereka menjadi pohon anggur yang liar seperti yang dinyatakan dalam Yeremia 2:21. Bahkan Hosea menulis dalam Hosea 10:1 bahwa Israel telah berpaling kepada berhala-berhala.
Dengan menyatakan diriNya sebagai Pokok Anggur yang benar Yesus ingin mengingatkan bahwa tidak ada pokok anggur yang benar kecuali Yesus. Segala kebanggaan orang Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan tidak akan membuat mereka berbuah jika mereka tidak “menempel” dalam pokok anggur yang benar itu. Tidak ada pokok anggur benar yang lain selain dari Kristus, maka bila kita ingin berbuah didunia ini dan memuliakan Bapa, jalan satu-satunya adalah dengan “menempel” kepada Yesus sebagai pokok anggur yang benar.
2. Orang Percaya adalah Ranting dari Pokok Anggur yang Benar
Yesus menggambarkan murid-muridNya sebagai ranting dari pokok anggur yang benar itu. Yesus juga menggambarkan dalam ayat 4-8 bahwa ranting itu harus tinggal didalam Pokok Anggur. Ranting hanya akan berbuah jika tinggal pada pokok anggur yang benar. “di dalam Kristus” dan “tinggal di dalam Kristus” adalah dua hal yang berbeda. “di dalam Kristus” berkenaan dengan persatuan yang dilaksanakan oleh kuasa. Maksudnya adalah bahwa ketika seseorang percaya kepada Kristus, maka kuasa ilahi membuat dia berada di dalam Kristus. Dia menjadi bagian Kristus. Sedangkan “tinggal didalam Kristus” berarti terus menerus tinggal di dalam Kristus, yaitu memelihara persekutuan dengan Allah di dalam Kristus. Seperti penggambaran ranting.
Ranting tersebut memang sudah ada pada pokok anggur (di dalam Kristus), namun pertanyaannya adalah apakah ranting tersebut benar-benar menempel pada pokok anggur atau tidak. Apabila ranting tersebut tidak benar-benar terhubung dengan pokok anggur dan tidak dapat menyerap sari-sari makanan dari pokok tersebut, maka ranting tersebut tidak akan bertumbuh dan berbuah. Jadi sebagai ranting kita perlu menjaga persekutuan kita dengan Yesus yang adalah pokok anggur yang benar sehingga kita berbuah lebat.
Hal ini penting sebab tanpa persekutuan dengan Kristus, maka segala pekerjaan yang kita lakukan adalah sia-sia. Bahkan dengan tegas Yesus mengatakan bahwa diluar Kristus kamu tidak dapat berbuat apa-apa (ay 5-6).
Kekristenan bukan hanya berbicara mengenai seberapa banyak pelayanan atau pekerjaan yang kita lakukan, namun ada hal yang lebih mendasar. Hal tersebut adalah apakah pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan tersebut kita lakukan dalam persekutuan dengan Kristus atau tidak.
Seperti Tuhan mengingatkan bangsa Israel yang telah gagal menghasilkan buah yang berkenan bagi Bapa (hosea 10:1). Hosea mengatakan bahwa bangsa Israel banyak buah, namun semakin banyak berbuah semakin mereka banyak mendirikan mezbah dan tugu berhala. Hal inilah yang disebutkan sebagai buah yang liar. Sebab buah tersebut tidak dilakukan dalam persekutuan dengan Allah. Segala usaha pelayanan dan pekerjaan kita akan sia-sia dan seperti ranting yang layu jika kita melakukannya tanpa persekutuan dengan Yesus.
3. Kasih yang Mempererat Persekutuan Kita dengan Kristus
Lebih lanjut Yesus menjelaskan penggambaran ini dengan menjelaskan bahwa Bapa sang pengusaha pokok anggur tersebut adalah pengusaha yang baik. Pengusaha yang baik akan mengusahakan, menanam dan memelihara. Gambaran ini menyatakan bahwa Allah Bapa mengasihi Kristus sebagai pokok anggur dan secara otomatis juga mengasihi orang percaya sebagai rantingnya. Oleh sebab itulah Yesus berkata dalam ayat 9 “seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu: tinggalah di dalam kasihKu itu.”
Untuk menjaga persekutuan kita dengan Allah adalah dengan merenungkan kasih Bapa dan Kristus yang kekal kepada kita. Meskipun ada banyak hal yang terjadi dalam diri kita selama mengarungi hidup, namun satu hal yang pasti bahwa Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Oleh karena itu segala masalah dan segala hal yang tidak enak yang mungkin kita alami di dunia ini tidak dapat memisahkan kita dari kasih Bapa. Ketika kita mengingat kasih Bapa yang mau menyerahkan AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa kita, maka kita akan dimampukan untuk tetap bersekutu di dalam Kristus.
Jika kita tinggal di dalam kasih Allah itu, maka kita akan dimampukan mengasihi sesama kita sehingga kita benar-benar menjadi murid Kristus bahkan disebut sebagai sahabatNya. Inilah perintah yang diberikan Kristus dalam ayat 12-17. Yesus mengatakan bahwa jika kita menuruti perintahNya dan tinggal didalam kasihNya, maka kita adalah sahabat Kristus. Hal ini bukan berarti menjadi sahabat Kristus bergantung kepada ketaatan kita, tetapi karena kasihNya. Sebab kita mesti ingat bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Kristus (ayat 7 & 16).
Kita hanyalah ranting tempat buah itu ada, namun sebenarnya yang menghasilkan buah adalah pokok anggur bukan ranting. Jadi ketika kita berbuah janganlah bangga sebab Kristuslah yang mengerjakannya didalam kita, jika kita dimampukan taat dan mengasihi itu juga bukan karena kehebatan kita sebab Kristus lah yang mengerjakannya bagi kita. Bagian kita hanyalah menjaga persekutuan kita dengan Krsitus sehingga kita dapat berbuah lebat bagi kemuliaan Bapa.
Posting Komentar untuk "Renungan Kristen: Yesus Pokok Anggur yang Benar"