Rut: Iman itu Setia dan Rela Berkorban
Pada era milenial dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sikap individualis menjadi meningkat drastis. Orang tidak mau dicampuri oleh orang lain, lebih suka menyendiri dan bersikap independen. Sikap seperti itu membuat orang menjadi tidak setia dan tidak mau berkorban buat orang lain. Namun sebagai orang percaya kita tetap harus memiliki sikap setia dan mau berkorban. Kali ini kita akan belajar dari keteladanan kehidupan iman Rut yang dinyatakan dalam sikap setia dan rela berkorban.
Pribadi Rut
Rut adalah tokoh dalam perjanjian lama yang ditulis dalam sebuah kitab berjudul yang sama (kitab Rut). Arti nama Rut sendiri adalah persahabatan. Rut merupakan perempuan keturunan Moab. Dia merupakan menantu dari Elimelek dan Naomi, pasangan suami istri dari bangsa Israel dari daerah Efrata Bethlehem yang kemudian tinggal di daerah Moab karena terjadi kelaparan di daerah Bethlehem . Rut merupakan istri dari Mahlon yang kemudian setelah ayah mertua dan suaminya meninggal, Rut mengikuti Naomi kembali ke bangsa Israel.
Wujud Iman Rut
Iman Rut dinyatakan dalam sikap yang nyata, yaitu setia dan rela berkorban. Iman itu membuat Rut bersikeras untuk mengikuti Naomi kembali ke daerah asal Naomi yaitu Bethlehem Efrata.
Iman itu Tetap Setia
Rut 1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
Meskipun Rut adalah seorang perempuan Moab, namun Rut tetap menunjukan kesetiaan untuk menyembah Allah Israel meskipun suaminya sudah meninggal. Alasan Rut tetap mengikuti mertua perempuannya bukan semata-mata karena kebaikan Naomi. Namun iman Rut kepada Allah Naomi itulah yang membuat Rut mantap untuk mengikuti Naomi kembali ke daerah Israel seperti perkataannya kepada Naomi “Allahmulah Allahku”.
Iman Rut bertumbuh ketika dia menjadi manantu Naomi. Rut belajar mengenal TUHAN dan akhirnya percaya kepada TUHAN sehingga Rut setia dan mau mengikuti Naomi kembali ke Bethlehem. Kesetiaan seseorang biasanya diuji oleh situasi dan kondisi. Tidak jarang kesetiaan seseorang berubah seiring dengan berubahnya situasi dan kondisi, apalagi keadaannya menjadi buruk atau negatif. Namun Rut tetap menunjukan kesetiaanya sekalipun saat menghadapi tantangan hidup yang tidak mudah.
Keadaan yang dialami Naomi adalah keadaan yang pahit dan tidak sesuai yang diharapkan. Dia beserta suaminya pergi ke Moab untuk menghindari kelaparan, namun justru disana Naomi kehilangan suami bahkan kedua anak laki-lakinya. Dalam keadaan terpuruk semacam itu, Naomi ingin kembali ke Israel dan meminta menantunya yaitu Rut dan Orpa untuk kembali ke rumah orangtua mereka dan tidak perlu mengikuti Naomi. Setelah di desak maka Orpa berpamitan dan kembali kerumah orangtuanya. Namun Rut tetap ingin mengikuti Naomi.
Dari sini kita dapat melihat bahwa Rut tetap setia dalam segala keadaan dan hal itu dilakukan bukan semata karena Naomi, namun karena dia percaya kepada TUHAN dan tetap ingin beribadah kepada TUHAN. Bagaimana dengan iman kita? Adakah kita tetap setia dalam keadaan yang buruk sekalipun? Mari belajar dari keteladanan iman Rut yang tetap setia apapun yang terjadi.
Iman Itu Rela Berkorban
Rut 2:7 Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
Wujud iman Rut juga terlihat nyata dari sikapnya yang rela berkorban. Ketika Rut dan Naomi sampai ke daerah asal Naomi, yaitu Bethlehem mereka harus bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini mereka harus lakukan sebab mereka sudah tidak punya lagi harta benda atau lading yang bisa mereka usahakan.
Dalam keadaan seperti itulah, Rut mengambil keputusan untuk bekerja memungut jelai di ladang milik Boas. Bahkan dia rela bekerja dari pagi tanpa berhenti. Dia bekerja tanpa mengenal lelah. Dia rela berkorban untuk memenuhi kebutuhan dia dan mertua perempuannya yaitu Naomi yang sudah tua. Sikap inilah yang kemudian membawanya mendapat belas kasihan dari Boas sang pemilik lading tersebut.
Dari sini kita belajar tentang iman Rut yang membuat dia rela berkorban. Iman kepada TUHAN membuat Rut menjadi orang yang penuh kasih. Kasih itulah yang membuat Rut rela berkorban dengan bekerja tanpa kenal lelah. Dia mengasihi mertuanya seperti dirinya sendiri. Rut benar-benar menerapkan hukum kasih yang dia terima dari mengenal Tuhan.
Bagaimana dengan iman kita? Adakah iman itu membuat kita menjadi pribadi yang rela berkorban karena kasih? Rut memberi teladan bagi kehidupan iman kita. Rut benar-benar mewujudkan imannya dalam aksi nyata dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta Naomi.
Tetap Dalam Rencana Tuhan
Rut 4:14-17 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki." Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
Akhir kisah hidup Rut adalah suatu yang tidak pernah Rut pikirkan bahkan bayangkan sebelumnya. Sikap Rut yang Setia dan Rela berkorban membuat dia mengalami kasih karunia dan kemurahan Tuhan yang besar. Rut akhirnya menikah dengan Boas dan memperoleh anak laki-laki bernama Obed. Tidak berhenti disitu karena kemudian Obed memperanakan Isai yang adalah ayah Daud. Dengan kata lain Obed adalah kakek Daud.
Jadi dari Rut inilah garis keturunan Daud seorang raja besar di Israel. Bahkan dari keturunan Daud inilah Tuhan Yesus dilahirkan ke dunia. Dengan kata lain Rut termasuk dalam bagian rencana Tuhan untuk menyelamatkan dunia, sebab dari keturunanya Yesus Kristus juruselamat dunia dilahirkan.
Sikap Rut yang tetap setia dan rela berkorban membawanya kedalam rencana Tuhan yang indah dalam hidupnya. Rencana yang tidak pernah ada dalam pikirannya, sebab yang Rut tahu bahwa dia ingin tetap setia kepada Tuhan dan mengasihi mertuanya sehingga dia rela berkorban. Namun hal ini membuat Tuhan memilihnya untuk masuk dalam rencana Tuhan yang indah. Percayalah bahwa keseriaan dan sikap rela berkorban yang didasari iman kepada Tuhan akan membuat hidup kita tetap dalam rencana Tuhan yang indah.
Posting Komentar untuk " Rut: Iman itu Setia dan Rela Berkorban"