Siap Menghadapi Kematian
Kematian adalah sebuah fakta yang tidak bisa dibantah. Besar kecil, tua muda, kaya miskin, semua orang akan mengalami yang namanya kematian. Yang menjadi persoalan adalah sudah siapkah kita menghadapi kematian tersebut. Mau kemana kita setelah kematian itu menjemput kita.
Ada sebuah pujian yang saya sukai, dimana pujian itu mengingatkan kita untuk tetap setia dan taat mengiring Tuhan. Pujian itu menguatkan iman saya bahwa ketika kita bisa memelihara iman percaya kita kepada Tuhan, maka kita tahu kemana kita pulang setelah kematian itu menjemput kita. Pujian berjudul “Hati Hamba”. Dalam salah satu liriknya berkata “saat ku kembali ke sorga”.
Betapa indah dan bahagianya kehidupan kita bila kita sudah tahu dan yakin bahwa kita akan kembali ke sorga. Tempat yang indah bersama dengan Tuhan selamanya. Namun untuk menuju kesana, kita harus dapat memelihara iman kita sampai garis akhir hidup kita.
2 Timotius 4:7
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa ada satu hal yang harus kita pastikan ada ketika kita sampai pada garis akhir kehidupan kita, yaitu memelihara iman. Karena dengan memelihara iman inilah kita dapat mengakhiri pertandingan hidup kita dengan baik. Persoalannya adalah kita tidak pernah tahu kapan batas akhir kehidupan kita. Jadi kita tidak bisa berkata bahwa “nanti saja beriman kepada Tuhan, kalau sudah dekat dengan garis akhir kehidupan kita. Saya kan masih muda dan kuat, tidak usahlah dulu berbicara soal mengakhiri hidup dengan baik.
Dengan demikian apa yang mesti kita lakukan? Yang perlu kita lakukan adalah memelihara iman itu dari hari ke sehari. Maka kapan pun Tuhan akan memanggil kita dan kita mengakhiri hidup ini, kita akan siap sedia, karena kita selalu memelihara iman kita. Bagaimana cara memelihara iman itu?
Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup kita itu seperti sebuah pertandingan. Artinya kehidupan bukanlah sekedar sebuah permainan yang bisa kita lakukan dengan sembarangan. Pertandingan menuntut kita untuk bisa fokus dan terus berlatih sehingga kita bisa memenangi pertandingan tersebut. Paulus pernah berkata bahwa dia bukan pelari yang berlari tanpa tujuan dan bukan pula petinju yang sembarangan memukul.
Bila hidup kita diibaratkan dengan pertandingan, maka kita adalah atlet. Seorang atlet yang ingin memenangi sebuah pertandingan harus berlatih dengan keras, disiplin dan fokus bertanding. Demikian juga hidup kita. Kita harus terus berfokus dan melatih iman kita sehingga kita bisa mengakhiri pertandingan iman kita dengan baik.
Memelihara iman berbicara tentang mengisi kehidupan kita dengan Firman Tuhan dan memperhatikan hubungan kita dengan Tuhan. Dalam hidup ini terkadang memang kita harus mengahdapi berbagai hal yang dapat mengguncang iman kita. Persoalan, tantangan dan penderitaan seringkali mengguncang iman kita. Namun tetaplah fokus dan peliharalah iman. Sehingga kita siap sedia menghadapi garis akhir hidup kita, yaitu kematian.
Ketika kita bisa memelihara iman, maka kematian bukanlah hal yang menakutkan, namun sebaliknya kematian menjadi jalan bagi kita untuk kembali ke sorga dan hidup bersama dengan Tuhan selamanya. Dengan demikian kita siap menghadapi kematian.
Posting Komentar untuk "Siap Menghadapi Kematian"